REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Israr Itah
Sabtu (17/9) lalu, rakyat Indonesia disuguhkan sebuah pertunjukan kolosal, pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat (Jabar). Seremoni yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo ini melibatkan 3.000 penari. Mulai dari 12 sekolah, 11 sanggar tari se-Jabar, komunitas tari kontemporer dan modern, sampai komunitas perkusi. Sejumlah musisi asal Jabar juga ambil bagian dalam acara, antara lain Dira Sugandi, Armand Maulana, Dwiki Dharmawan, dan Andi /RIF.
Belum cukup, Nolimits-Fireworks disewa untuk merancang satu pertunjukan menawan dengan menggunakan tak kurang dari 20 ribu kembang api. Hasilnya memang mengagumkan dan spektakuler. Diperkirakan, upacara pembukaan yang dijaga 3.525 aparat keamanan ini menelan biaya hingga Rp 90 miliar--sepaket dengan upacara penutupan, kirab api PON ke seluruh Jabar, gala dinner, dan seremoni Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016.
Upacara pembukaan PON XIX ini menandai bergulirnya hajatan multievent olahraga terbesar di Tanah Air yang hanya berlangsung sekali dalam empat tahun. Sebanyak 9.533 atlet berlaga dalam 756 nomor pertandingan dari 44 cabang olahraga sampai 29 September nanti. Mereka akan memperebutkan 2.492 medali, terdiri dari 756 emas, 756 perak, dan 980 perunggu.
Di luar arena, panitia penyelenggaran juga berusaha menggerakkan perekonomian masyarakat dengan menggelar Bazar Kampung Atlet di 12 venue, antara lain Sasana Budaya Ganesha, GOR C-Tra Arena, GOR Arcamanik, Kolam Renang UPI (Kota Bandung), Lanud Sulaeman (Kabupaten Bandung), Stadion Pakansari (Bogor), Kampus ITB Jatinangor (Sumedang), GSG Tinju Pelabuhan Ratu (Sukabumi), GOR Bima (Cirebon), Situ Cipule (Karawang), dan Nusawiru (Pangandaran). PB PON juga akan ikut menyertakan para pedagang asongan yang berada di sekitar venue agar suasana bazar kampung atlet lebih terasa dan dekat dengan rakyat.
Dengan banyaknya pihak yang terlibat, mulai dari pra-event sampai penutupan nanti--dilanjutkan dengan Peparnas 2016--gelontoran uang besar bukanlah sesuatu yang berlebihan. Diperkirakan, lebih dari Rp 3 triliun digunakan untuk membangun infrastruktur dan venue di 16 kabupaten/kota serta menggelar kegiatan seremonial.
Yang jadi pertanyaan, apakah PON XIX ini sudah kembali kepada spirit utamanya sebagai ajang terakbar persaingan olahraga di Tanah Air yang bakal menelurkan atlet-atlet top untuk berlaga di level lebih tinggi? Akankah hadir wajah-wajah baru yang akan berjaya menghadirkan keping medali di SEA Games, Asian Games, atau Olimpiade?