REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Angga Indrawan
Tak lebih dari dua pekan lagi Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bakal digelar. Lucunya, dua pekan seolah bukan waktu singkat mempersiapkan hajat terbesar induk sepak bola se-Nusantara tersebut. Hingga detik ini lokasi penyelenggaraan kongres pun masih belum jelas. Belum ada kata sepakat. Ada 'tarik-menarik' dua kepentingan, antara keinginan PSSI dan kemauan pemerintah.
Di satu sisi, PSSI mengklaim telah memantapkan niat menggelar Kongres PSSI di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kabarnya, surat undangan pun sudah disebar untuk acara yang akan digelar tepat tanggal 17 Oktober 2016 tersebut. Sementara di sisi lain, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi masih tegas menolak, dengan harga matinya, Kongres PSSI harus digelar di kota Yogyakarta.
Keputusan itu telah disampaikan Menpora kepada PSSI melalui surat bernomor S 844/MENPORA/IX/2016. Bahkan diperkuat dengan penegasannya kemarin, 1 Oktober 2016. Nahrawi menyebut pemerintah merasa berkepentingan terhadap sepak bola Tanah Air. Menpora mengakui dengan digelarnya di Kongres PSSI di Yogyakarta, pemerintah dapat memberikan kontrol agar revolusi sepak bola Indonesia berjalan dengan baik.
"KLB tetap di Yogyakarta. Ya, ini sudah harga mati," ucap Imam Nahrawi saat itu.
Sebelumnya, ada alasan lain yang juga disampaikan Menpora mengapa pemerintah menegaskan keinginan digelarnya Kongres PSSI di Yogyakarta. Konon, Menpora meyakini Kota Yogyakarta mampu mengembalikan romantisme tentang awal mula dan semangat lahirnya PSSI di kota gudeg. Sebuah alasan sederhana, yang menurut penulis jauh dari nilai substansi kongres PSSI itu sendiri.