Sabtu 06 May 2017 17:16 WIB

Menakar Kekuatan di Piala Sudirman

Bilal Ramadhan
Foto: doc pri
Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Waratawan Republika, Bilal Ramadhan

Hasil kejuaraan bulu tangkis Asia 2017 pekan lalu, harusnya bisa menjadi peringatan bagi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Pasalnya, para pelapis tim Pelatnas PBSI belum bisa menjadi andalan Indonesia untuk berlaga di Piala Sudirman 2017 pada akhir Mei 2017 ini.

Para pemain pelapis yang diturunkan di kejuaraan Asia berguguran di babak pertama dan kedua serta hanya menyisakan satu wakil yang kemudian kandas di babak perempat final. Mereka adalah pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto.

Kini para pemain pelapis kembali diturunkan berdasarkan susunan pemain dalam tim Indonesia di Piala Sudirman 2017. Dan untuk pertama kalinya sejak Piala Sudirman 2001, nama pemain senior sekelas Hendra Setiawan dan Liliyana ‘Butet’ Natsir tidak lagi ada dalam susunan pemain tim Indonesia.

Selama ini, dua pemain tersebut memang kerap dibebankan untuk mencuri angka kemenangan untuk tim Indonesia. Di ganda putra, Hendra Setiawan yang sebelumnya berpasangan dengan Markis Kido hingga mempersempahkan medali emas Olimpiade 2008 dan kemudian dengan Mohammad Ahsan yang menjadi juara dunia dua kali memang ditakuti lawan-lawannya, termasuk Cina.

Begitu pun dengan Liliyana yang sebelumnya berpasangan dengan Nova Widianto mampu mempersembahkan medali perak Olimpiade 2008 dan kini berpasangan dengan Tontowi Ahmad di ganda campuran dan berhasil meraih medali emas Olimpiade 2016. Dengan absennya dua pemain senior ini, kekuatan tim Indonesia semakin berkurang.

Lalu siapa yang bakal diandalkan Tim Indonesia untuk mencuri angka kemenangan? Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Gideon Fernaldi yang masuk dalam tim inti tentu diharapkan bisa selalu menyumbang angka kemenangan. Meski kondisi Marcus sempat diragukan karena baru pulih dalam menghadapi cedera punggungnya.

Pelapisnya, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi juga diragukan karena tidak lagi tampil maksimal dalam setiap turnamen sejak menjadi juara Singapore Open 2015. Di kejuaraan Asia 2017 lalu, Angga/Ricky malah tumbang di babak kedua dikalahkan pemain muda non-unggulan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Di ganda campuran, kondisinya pun tidak menguntungkan. Pelapis Tontowi/Liliyana yaitu Praveen Jordan/Debby Susanto juga ‘mandul’ setelah menjuarai All England 2016. Di All England tahun ini, bahkan Praveen/Debby harus ‘angkat koper’ dari babak pertama.

Sedangkan Tontowi sepertinya akan dipasangkan dengan Gloria Emmanuelle Widjaja di Piala Sudirman 2017 ini. Pasangan ini sudah beberapa kali turun di sejumlah turnamen tahun ini dan hasil paling baik yaitu menjadi semifinalis Malaysia Masters 2017.

Sama halnya di sektor ganda putri tim Indonesia yang tanpa Nitya Krishinda Maheswari yang masih bergumul dengan cedera lutut kanan sejak akhir 2016. Tim Indonesia pun tidak bisa berharap menurunkan peraih medali emas Asian Games 2014, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.

Kemungkinan tim Indonesia akan menurunkan pasangan Della Destiara/Rosyita Eka Putri Sari atau Greysia yang akan dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda atau dengan pemain muda, Apriani Rahayu.

Di sektor tunggal putra, tim Indonesia juga tidak bisa berharap banyak. Jonatan Christie belum stabil penampilannya dalam menghadapi pemain-pemain dunia. Sementara di tunggal putri, Indonesia hanya bisa pasrah dengan tiga pemain muda yang dibawa yaitu Fitriani, Gregoria Mariska dan Dinar Dyah. Apalagi PBSI belum juga menetapkan pelatih di tunggal putri. Tentu akan sangat berat mengharapkan sektor ini mencuri angka kemenangan.

Di fase grup Piala Sudirman 2017, tim Indonesia berada di Grup 1D bersama dengan Denmark dan India. Denmark memiliki susunan pemain yang kuat di empat sektor dan hanya lemah di tunggal putri. Tim Indonesia kemungkinan besar bisa kalah lima partai melawan Denmark.

Indonesia berharap kemenangan melawan India untuk lolos ke babak perempat final sebagai runner up karena India sangat kuat di sektor tunggal. Bahkan sejarah tercipta di turnamen Singapore Open 2017 dimana terjadi All Indian Final di tunggal putra yang dimenangkan Sai Praneth melawan Srikant Kidambi.

Indonesia bisa mencuri kemenangan di ganda putra dan ganda campuran. Penentuan kemenangan akan terjadi di ganda putri. Jika ganda putri Indonesia kalah, maka tim Indonesia jangan lagi bermimpi untuk mengembalikan Piala Sudirman sejak 1989. Dan pasukan pelapis ini benar-benar hanya menjadi pemanis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement