REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Maspril Aries, Wartawan Republika
Pascaberakhirnya kompetisi Liga 1 Indonesia 2017 sebagai kasta tertinggi sepak bola Indonesia terbayang tidak akan ada lagi pertandingan derbi Sumatra antara dua klub berasal dari pulau Sumatra menyusul terdegradasinya Semen Padang FC ke Liga 2 Indonesia. Hanya Sriwijaya FC yang tersisa di Liga 1 Indonesia .
Namun, semua itu sirna setelah kompetisi Liga 2 Indonesia 2017 berakhir. PSMS salah satu tim dari Sumatera mendapat promosi ke Liga 1 Indonesia 2018. Klub berasal dari Medan, Sumatra Utara (Sumut) tersebut kembali akan mengarungi kompetisi menghadapi klub-klub terbaik di Indonesia.
Kembalinya PSMS Medan ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu berarti derbi Sumatera akan kembali ke stadion dan layar kaca televisi. Akan terjadi laga antara dua klub sepak bola asal Sumatera antara Sriwijaya FC vs PSMS.
Selain derbi Sumatra pada babak penyisihan Piala Presiden juga ada laga PSMS vs Persib Bandung yang disebut laga El Clasico karena memang pertemuan kedua tim adalah rangkaian dari sejarah panjang sepakbola Indonesia sejak era perserikatan. Sebelum era sepak bola profesional, laga tim berkostum hijau-hijau dan biru-biru ini selalu berlangsung sengit dan menarik.
Lupakan sudah El Clasico Indonesia tersebut, pada laga Piala Presiden juga terjadi laga menarik bertajuk derbi Sumatera antara dua tim dari pulau Sumatera atau pulau Andalas. Selain derbi Sumatera pada Liga 1 Indonesia 2017, juga ada laga derbi Andalas antara Sriwijaya FC vs Semen Padang FC. Dua derbi tersebut sama-sama mempertemukan tim elite dari Sumatera. Maka, untuk laga Sriwijaya FC vs PSMS Medan disematkan titel “derbi Sumatera.”
Mengapa laga Sriwijaya FC vs Semen Padang FC disebut “derbi Andalas”? Tak ada jawaban khusus untuk pertanyaan tersebut. Hanya untuk membedakan dan memberi titel dari pertemuan antara tim elite sepakbola di Sumatera. Semen Padang FC berada di kota Padang ibu kota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di kota ini ada Universitas Andalas (Unand).
Kata “Andalas” sendiri adalah nama lain dari sebutan Pulau Sumatera. Sriwijaya FC yang bermarkas di Palembang ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sama-sama terletak di pulau Andalas (Sumatra). Mungkin itu sekedar argumentasi jawaban pertanyaan tersebut di atas.
Belum lagi kompetisi Liga 1 Indonesia 2018 bergulir, derbi Sumatera tersaji lebih cepat. Kedua tim berjuluk Laskar Wong Kito dan Ayam Kinantan tersebut berlaga di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung pada lanjutan pertandingan turnamen Piala Presiden 2018. Derbi dua tim Sumatera tersebut berlangsung 26 Januari 2018. Hasilnya, Sriwijaya FC menang 2 – 0 atas PSMS.
Laga di stadion GLBA Bandung tersebut tercatat sebagai derbi pertama pada 2018. Setelah itu, selama 2018 minimal akan terjadi dua kali derbi Sumatra antara Sriwijaya FC vs PSMS pada kompetisi Liga 1 Indonesia 2018 pada laga //home and away.// Namun bisa saja selama 2018 terjadi tiga kali derbi Sumatra pada turnamen atau kompetisi resmi andai pada babak final Piala Presiden yang akan berlangsung 17 Pebruari 2017 di stadion Gelora Bung Karno (GBK) terjadi all sumatera final antara Sriwijaya FC vs PSMS
Sebelum all sumatera final terjadi ada persyaratan yang harus dipenuhi kedua tim, yaitu sama-sama memenangi pertandingan babak semi final Piala Presiden 2018. PSMS menang dari rival bebuyutannya Persija Jakarta dan Sriwijaya FC menang dari Bali United FC pada laga home and away yang akan berlangsung pada 10 – 13 Pebruari mendatang. Para suporter dan pendukung Sriwijaya FC serta PSMS demi mewujudkan marwah sepak bola Sumatra, mari sama-sama mendukung dan berdoa agar terjadi all sumatera final di stadion GBK Jakarta.
Derbi Sumatra tidak hanya sekedar pertaruhan gengsi antara dua pelatih yang menangani Sriwijaya FC dan PSMS atau antara Rahmad Darmawan (RD) dan Djajang Nurjaman (Djanur). Dua pelatih lokal RD dan Janur sama-sama pernah berkolaborasi dalam satu tim saat menangani Pelita Jaya pada 2012. RD menjadi pelatih kepala dan Janur sebagai asisten pelatih.
Andai derbi Sumatra Sriwijaya FC vs PSMS terjadi pada partai puncak piala Presiden 2018, maka laga ini akan menjadi laga bergengsi yang setara dengan derbi Sumatra 2007 lalu saat kedua tim bertemu pada baka final Divisi Utama Liga Indonesia (Ligina) 2007/2008. Saat itu Sriwijaya FC yang ditangani pelatih Rahmad Darmawan di stadion Si Jalak Harupat berhasil mengalahkan PSMS dengan skor 3 – 1.
Berikut head to head antara PSMS vs Sriwijaya FC pada kompetisi resmi Liga Indonesia :
02/06/2009 - PSMS 3 – 1 Sriwijaya FC
01/11/2008 - Sriwijaya FC 2 – 0 PSMS
10/02/2008 - PSMS 1 – 3 Sriwijaya FC
16/01/2008 - Sriwijaya FC 2 – 2 PSMS
06/01/2008 - Sriwijaya FC 4 – 0 PSMS
22/12/2007 - PSMS 2 - 0 Sriwijaya FC
5/12/2007 - Sriwijaya FC 2 - 0 PSMS Medan
Setelah laga terakhir 2009, terjadi moratorium derbi Sumatra antara Sriwijaya FC vs PSMS karena tim berjuluk Ayam Kinanatan tersebut terdegradasi musim kompetisi Liga Indonesia 2011/2012. Selanjutnya yang tersaji adalah derbi Andalas antara Sriwijaya FC vs Semen Padang FC. Sementara PSMS selama enam tahun harus berjuang untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan baru berhasil pada kompetisi Liga 2 Indonesia 2017.