Kamis 29 Mar 2018 23:00 WIB

Tarif Ojol yang Kadang Bikin Serba Salah Konsumen

Perang tarif menguntungkan konsumen tapi merugikan Ojol

Red: Joko Sadewo
Sejumlah pengemudi ojek online melakukan aksi demo di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengemudi ojek online melakukan aksi demo di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dwi Murdaningsih*

JAKARTA -- Saya ikut senang ketika tarif ojek online (ojol) akhirnya bisa diupayakan naik bagi driver. Ini murni suara hati saya sebagai seorang konsumen ojol. Hampir setiap hari saya menggunakan jasa ojol untuk aktivitas sehari-hari ke kantor.

Saya bahkan hampir menjadikan ojol sebagai salah satu alternatif pertama untuk mobilitas harian. Alasannya tentu saja karena lebih cepat dan efisien. Menggunakan angkot tidak lagi menjadi opsi utama karena kebutuhan untuk mengejar waktu tempuh.

Kenaikan tarif disepakati dalam pertemuan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara bersama perwakilan dari operator angkutan umum daring, Grab dan Gojek, Rabu (28/3).