Sabtu 26 May 2018 07:05 WIB

Mohamed Salah, Puasa, dan Final Liga Champions

Salah konsisten mencetak gol untuk the Reds dari satu laga ke laga berikutnya.

Red: Didi Purwadi
Wartawan Republika, Israr Itah
Foto: Dok, Pribadi
Wartawan Republika, Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Israr Itah

Redaktur Bola Republika.co.id

Mohamed Salah jadi sorotan. Bintang timnas Mesir ini tampil menggila bersama Liverpool sepanjang musim 2017/2018. Sebanyak 32 gol ia torehkan di Liga Primer Inggris yang mengatarkan the Reds finis ketiga di klasemen akhir.

Di Liga Champions, 10 gol diciptakannya, sama dengan mitranya di lini depan Roberto Firmino. Sadio Mane, satu lagi penghuni lini depan Liverpool, menambah sembilan gol. Alhasil, trisula Liverpool pun berhasil membawa timnya menembus final dan bertemu raksasa Spanyol, Real Madrid, dalam partai puncak di Kiev, Ukraina, Ahad (27/5) dini hari WIB.

Perbincangan seputar Salah tak sebatas aksinya di lapangan hijau, bagaimana ia mengelabui barisan pertahanan Los Blancos, atau berapa gol yang ia cetak pada laga final nanti. Persiapan Salah menuju laga final pun terus disimak para penggila sepak bola. Termasuk tentang ibadah puasa yang dijalankan pemain Muslim ini.

Sebelumnya, sederet pemain Muslim yang cukup beken telah merumput di liga-liga top Eropa. Namun, tidak banyak yang menunjukkan identitas keislamannya dengan tegas seperti Salah, bukan sekadar Islam KTP--seperti istilah orang Indonesia.

Dua yang paling terkenal di masa lalu mungkin Frederic Kanoute dan Demba Ba. Sekarang, ada Salah. Oke, Paul Pogba juga tak ragu menunjukkan identitas keislamannya dan kerap mengunggah kegiatannya di media sosial saat menjalankan ibadah umrah. Tapi, di sisi lain, Pogba masih nyentrik, suka mengecat rambut, atau memakai perhiasan bling bling, sesuatu yang tak dilakukan Salah.

Nah, jika ada satu pemain yang bangga dengan keislamannya sekaligus jadi bintang tak terbantahkan lapangan hijau, hanya ada satu Salah. Saat Pogba dikritik karena tampil naik turun, Salah konsisten mencetak gol untuk the Reds dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya.

Sebenarnya, beberapa media Inggris sudah membahas tentang masalah yang akan dihadapi Salah saat datangnya Ramadhan sejak jauh-jauh hari. Mereka memberitakan Salah akan menghadapi dilema andai Liverpool lolos ke final Liga Champions. Sebab, partai pamungkas akan berlangsung saat bulan puasa.

Para jurnalis yang menulis berita ini tahu bahwa Salah selalu berpuasa saat Ramadhan. Pada saat yang sama, mereka tertarik menanti langkah sang bintang dalam menyikapi kondisi dilematis ini.

Surat kabar Mesir, Al Masry al Youm, mengklaim bahwa Salah akan tetap berpuasa. Eks gelandang AS Roma ini dilaporkan menolak gagasan untuk membatalkan puasa. Menurut surat kabar tersebut, Salah tak mau mengorbankan Ramadhan demi final Liga Champions. Salah juga berderma dengan menyembelih hewan di kampung halamannya.

Tapi, fisioterapis Liverpool, Ruben Pons, mengungkap cerita berbeda. Ia mengklaim, Salah tidak akan berpuasa dalam persiapan ke final Liga Champions. Menurut Pons, ahli gizi Liverpool telah merancang program untuk pemain yang akan berulang tahun ke-26 pada 15 Juni nanti. Pada Jumat dan Sabtu saat hari pertandingan, Salah tak berpuasa. Sehingga tubuhnya tidak akan terpengaruh dan kuat tampil dalam laga seketat final Liga Champions.

Saya percaya, ada sebagian penggemarnya yang kecewa andai Salah tak berpuasa. Tapi di sisi lain, ada dasar hukum Islam yang dapat dipakai Salah untuk melegitimasi pilihannya tersebut. Sulit dipercaya bila mereka yang kecewa lantas memutuskan tak lagi mendukung Salah hanya gara-gara dia tak berpuasa menjelang final Liga Champions. Ibarat pepatah, gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Terlebih, bukankah puasa merupakan ibadah paling privat bagi umat Islam, yang hanya dia yang menjalankan dan Sang Pencipta yang mengetahuinya?

Andai ia berpuasa, sulit bagi saya menemukan kata pujian yang pantas untuk Salah. Lengkap sudah sosoknya sebagai idola. Jago bermain bola, taat pula beragama tanpa syarat.

Sebelumnya, sudah ada sejumlah pemain Muslim yang berkeras tetap menjalankan ibadah puasa meskipun kompetisi tengah berjalan. Namun, sejauh yang saya ingat, belum ada yang melakukannya menjelang laga besar, final Liga Champions. Pertandingan akbar yang diimpikan setiap pesepak bola yang merumput di Eropa. Laga yang tak bisa setiap tahun mereka mainkan sepanjang karier sepak bolanya.

Mana cerita yang benar, hanya Salah yang tahu. Tapi bagi saya, apa pun pilihan yang diambilnya tak mengurangi kharisma dan kontribusi Salah selama ini yang sudah memperkenalkan Islam dengan cara berbeda dan baik bagi dunia.

Pelatih Liverpool Juergen Klopp sebelumnya memuji Salah sebagai sosok yang penuh kebahagiaan, cinta, dan persahabatan. Ia mengatakan, Salah adalah duta yang baik bagi Mesir dan keseluruhan jazirah Arab. Klopp keliru. Bagi saya, Salah adalah duta umat Muslim dari seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement