Sabtu 16 Jun 2018 00:01 WIB

11 Bulan ke Depan yang Penuh Duri

Semua yang mengotori fitrah manusia adalah hawa nafsu.

Idul Fitri Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan
Idul Fitri Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Agung Sasongko*

Suatu hati, Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka'ab tengah berbincang. Ubay bertanya kepada Umar tentang makna takwa. Khalifah kedua ini malah balik bertanya, Pernahkah engkau berjalan di tempat yang penuh duri?Ubay bin Ka'ab menjawab, Ya, pernah. Apakah yang engkau lakukan? tanya Umar kembali.

"Tentu aku sangat berhati-hati melewatinya! jawab Ubay bin Ka'ab. Itulah yang dinamakan takwa, ujar Umar.

Apakah yang dikatakan Sayyidina Umar akan dihadapi umat Islam selama 11 bulan ke depan. Ramadhan telah dilalui, dengan beragam ilmu di dapat. Sikap disiplin, welas asih, sabar, dan lainnya telah kita pelajari selama sebulan. Ujian sesungguhnya bukan di bulan Ramadhan melainkan setelah Ramadhan. Di bulan-bulan berikutnya, kita akan tahu apakah Ramadhan telah mengubah kita?

Sekiranya, Ramadhan merupakan anuegerah bagi umat Islam. Dalam setahun, ada satu lagi nikmat yang harus disyukuri. Ketika memasuki bulan Rajab, Rasulullah SAW selalu memanjatkan doa, Ya Allah anugerahkan kami keberkahan di bulan Rajab dan Syaban, serta sampaikan kami bulan Ramadhan dan wujudkanlah tujuan kami.”. Dari doa Rasulullah ini, dapat simpulkan betapa istimewanya Ramadhan. Keistimewaan inilah yang harus kita jaga.

Kuncinya adalah Istiqomah. Manusia itu bila diibaratkan seperti sinyal ponsel. Kadang naik. Kadang Turun. Kadang banyak turunnya. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan 'Rabb kami ialah Allah," kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) berdukacita.  Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang mereka  kerjakan." (QS al-Ahqaf [46] : 13-14).

Ayat tersebut memberikan petunjuk kepada kita, akan pentingnya istiqamah. Apa itu Istiqamah? Begini cirinya, seseorang yang istiqamah tak ada sedikit pun di hatinya rasa ragu lagi bimbang. Ia teramat yakin  sehingga ia terus melaju dalam rel keimanan. Tak pula didapati dalam hati orang yang istiqamah  kesedihan. Ia bergembira, maka ia ingin terus mempertahankan kegembiraan itu.

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Mohammad Siddik dalam tulisannya yang dimuat di Republika.co.id, menyebut untuk menjadi Istiqamah ada caranya. Pertama, kita harus menguatkan keyakinan jika Allah SWT. Selanjutnya memperbanyak istighfar, berkumpul dengan orang saleh, dan memperbanyak belajar dari kaum Muslimin.

Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra, Ustaz Muhammad Arifin Ilham menuliskan, amal istiqamah adalah amal malaikat. Seperti kita tahu, dari awal penciptaannya, malaikat terus beribadah dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya. Berarti orang yang istiqamah sedang beramal sebagaimana amal malaikat. Dan, karena itu sangat dikaguminya.

Dalam petuahnya Hujattul Islam, Imam Al Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya. Apakah yang paling besar di dunia ini. Mendengar pertanyaan tersebut, para murid ada yang menjawab, gunungm matahari, bumi dan lainnya. Lalu beliau menjawab, yang paling besar di dunia ini adalah hawa nafsu.

Kata kunci dari fitrah adalah hawa nafsunya bisa dikendalikan. Karena semua yang mengotori fitrah manusia adalah hawa nafsu.Pakar Fiqih Muamalah, Ustaz Oni Sahroni menyebut, kemampuan manusia menjaga hawa nafsu akan melindungi dirinya dari hal buruk seperti korupsi dan tidak amanah.

Ustaz Hasan Basri Tanjung dalam bukunya Karunia Tak Ternilai menuliskan Idul Fitri akan melahirkan manusia yang mencintai kebenaran, kebaikan dan keindahan yang merupakan nilai-nilai universal. Ia kemudian menjadi tipe manusia yang positif, kontributif, dan produktif.

Manusia-manusia inilah yang akan optimistis menghadapi 11 bulan ke depan. Ingat, tahun politik, tak lama lagi datang. Dapat dipastikan, suhu akan memanas. Manusia-manusia lulusan Ramadhan yang akan membuat perbedaan. Ia akan santun saat memilih dan bijak ketika melihat perbedaan.

Perhatikan sabda Nabi SAW, yakni Sebaik-baiknya manusia di sisi Allah adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi sesama. Rasulullah mendorong setiap individu untuk mengambil peran, berbagi kelebihan (ilmu, harta, tenaga, dan kekuasaan) kepada insan yang kurang beruntung. Menjadi bagian dari solusi, dan bukan menjadi bagian dari masalah.

Selamat Idul Fitri, Mohon Lahir dan Batin. Selamat datang manusia Ramadhan..

*) Penulis adalah redaktur Republika.co.id

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement