Sabtu 21 Jul 2018 01:04 WIB

Menciptakan Momentum Demam Asian Games

Masyarakat antusias menyambuat Asian games 1962, akankah sekarang terulang?

Wartawan Republika, Hazliansyah
Foto: Dok. Pribadi
Wartawan Republika, Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Hazliansyah*

30 hari lagi pesta olahraga Asian Games 2018 dimulai. Sebanyak 19 ribu atlet dari 45 negara akan bertanding untuk menjadi yang terbaik di berbagai cabang olahraga.

Kemeriahan menyambut Asian Games pun terlihat dimana-mana. Pemerintah pusat, daerah, masyarakat hingga komunitas memainkan perannya masing-masing untuk ikut menyukseskan Asian Games 2018.

Di Yogyakarta, Selasa (17/7) kemarin misalnya. Masyarakat disuguhkan dengan peristiwa yang mungkin tidak akan terulang dalam puluhan tahun ke depan. Yakni saat  pesawat Boeing 737 milik TNI AU yang membawa api Asian Games yang diambil dari India, terbang dengan dikawal empat pesawat tempur milik TNI AU berjenis T-50i Golden Eagle.

Hingga akhirnya api yang menyala dalam lentera berwarna emas itu dibawa turun pesawat oleh atlet legendaris bulutangkis Indonesia Susi Susanti. Upacara penyambutan pun berlangsung meriah. Api kemudian dikirab menuju Museum Dirgantara.

Setelah diinapkan di Museum Dirgantara, api akan disatukan dengan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Upacara penyatuan akan digelar di Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (18/7), oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Setelah digabungkan dengan api abadi Mrapen, api akan dibawa keliling Indonesia dengan menggunakan obor (torch). Obor Asian Games akan dikirab keliling 54 kota dan kabupaten di Indonesia.

Kemeriahan yang sama tentunya juga akan terjadi di kota-kota dan kabupaten yang dilintasi Kirab Obor Asian Games. Sebelum akhirnya obor tiba di Jakarta untuk acara pembukaan pada 18 Agustus 2018.

Di acara pembukaan, sebuah pertunjukan kolosal dengan melibatkan 6,000 artis, musisi, penari, tim kreatif, teknisi dan produksi telah disiapkan. Para pengisi acara sangat beragam, bahkan dari usia 9 tahun hingga yang tertua 77 tahun. Denny Malik dan Eko Supriyanto ditunjuk sebagai koreografer yang akan menyajikan sendratari lokal dari semua daerah di Indonesia dan dipadukan dengan gerakan modern.

Pertunjukan akan berkonsep yang memperlihatkan ragam budaya Indonesia, namun tetap mengusung persatuan.  Sejumlah artis seperti Anggun, Raisa, Tulus, Edo Kondologit, Ariel Noah, Via Vallen akan tampil di hadapan lebih dari 42 ribu penonton.  Panggungnya spektakuler. Memiliki panjang 120 meter, lebar 30 meter dan tinggi 26 meter.

Sampai di sini, proses yang begitu panjang menggambarkan betapa sakralnya gelaran Asian Games. Melihat deretan momen itu tentu akan membuat semangat nasionalisme kita bergelora. Maka sudah selayaknya kemeriahan Asian Games dinanti. Terlebih Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games untuk kedua kalinya setelah di tahun 1962.

Ditambah dengan suguhan acara pembukaan yang dijanjikan penuh kemeriahan.

Seorang kerabat menceritakan, orang tuanya menjadi saksi bagaimana Indonesia berhasil menjadi tuan rumah Asian Games. Kala itu masyarakat begitu menyambut antusias. Jalanan di sepanjang Sudirman hingga Senayan ditutup. Alhasil, masyarakat yang ingin menonton pembukaan Asian Games harus berjalan kaki.

Tahun ini, 56 tahun berselang, momentum itu akan terulang. Maka tidak salah jika kita perlu ikut andil dalam mendorong kesuksesan itu. Mendukung para "pejuang" Indonesia mengharumkan negara.

Apalagi saat ini kita sudah mendapatkan momentum. Nama Indonesia berkibar di berbagai event kelas dunia. Lalu Muhammad Zohri menjadi yang teranyar. Medali emas yang direbutnya Kejuaraan Dunia Atletik U-20 untuk nomor 100 meter putra di Finlandia membuat masyarakat tersentak. Sekaligus bangga.

Belum cukup, pembalap Indonesia berhasil menjadi yang terdepan di balapan Worlds Supersport 300 Ceko. Galang mengukir sejarah dengan menjadi pembalap Asia pertama yang diperhitungkan di kompetisi tersebut. Bahkan Galang meraih pole position di Sirkuit Misano, Italia, pada Sabtu (7/7) lalu.

Baru-baru ini, peraih medali emas Gymnastis di Sea Games 2017, Rifda Irfanaluthfi juga kembali mengukir prestasi dengan meraih perak dan perunggu di kejuaraan Artistic Gymnastics World Challenge Cup di Mersin, Turki.

Keberhasilan mereka tentu membuat kita bangga. Keberhasilan mereka jadi membuat kita tertarik untuk mencari tahu lebih jauh dan menyaksikan mereka berlaga secara langsung.

Masyarakat sebenarnya juga bisa membuat momentumnya sendiri dalam menggaungkan antusiasme Asian Games. Yakni dengan mencari tahu tentang atlet-atlet Indonesia yang akan berlaga di Asian Games.Karena masih banyak atlet berprestasi lainnya yang siap membela Merah Putih.

Ilustrasinya sederhana. Pada Piala Dunia 2018 kemarin. Kala itu adalah pertandingan babak 16 besar antara Swedia melawan Swiss. Meski kedua tim menyuguhkan permainan yang apik, namun bagi saya pertandingan itu tetap kurang menarik.

Penyebabnya adalah saya tidak begitu mengenal pemain-pemain Swedia ataupun Swiss. Hal berbeda ketika Kolombia Vs Inggris atau Prancis Vs Argentina.

Di Inggris saya sangat mengenal Harry Kane dan sosok pelatih Gareth Southgate. Sehingga bagi saya, pertandingan sangat menarik. Karena ada yang saya kenali di lapangan.

Begitu juga dengan Kylian Mbappe dan Paul Pogba di Prancis. Mengetahui keduanya bermain di lapangan dalam satu tim, sudah menjadi daya tarik sendiri bagi saya.

Hal yang sama tentu juga berlaku di Asian Games. Bagaimana kita bisa tertarik untuk datang menyaksikan pertandingan jika kita tidak mengenal para atlet yang berlaga.

Padahal banyak atlet-atlet berprestasi Indonesia yang siap berlaga di berbagai cabang. Atau, jika urusan paras menjadi salah satu acuan, juga banyak atlet-atlet Indonesia dengan paras cantik dan rupawan.

Intinya, masyarakat harus mau untuk mencari tahu siapa atlet yang berlaga. Kenali atletnya, maka kita akan lebih mudah untuk menciptakan momentum itu.

Apalagi nantinya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan puluhan ribu tiket gratis pertandingan. Kalaupun kita harus merogoh kocek untuk menyaksikan pertandingan juga tidak akan rugi. Toh kita akan melihat atlet-atlet yang kita kenal berlaga.

Panitia Penyelenggara Asian Games (Inasgoc), bersama pihak terkait lainnya, seperti induk olahraga, atau bahkan atletnya sendiri juga harus mulai sadar untuk bisa mem-branding dirinya sendiri. Mereka harus mampu mengenalkan dirinya ke publik. Media sosial bisa menjadi solusi yang ampuh.

Sehingga momentum Asian Games ini bisa sama-sama dimaksimalkan.

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement