REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdullah Sammy
Lazimnya judul adalah jiwa dari seluruh isi tulisan. Tapi, saya punya pemikiran yang dekonstruktif tentang judul. Bagi saya judul tak mesti selamanya mendikte pembaca. Judul bisa juga membuka lebar-lebar ruang pikiran dan atensi sebelum memulai membaca.
Berdasarkan studi Most Literred Nation in the World 2016, minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Angka yang jelas menghambat Indonesia untuk tumbuh menjadi negara maju.
Karena minimnya minat baca itu, banyak masyarakat yang menyimpulkan berita hanya sekadar membaca judul tanpa paham isi apalagi makna.
Karena itu, judul artikel ini berfungsi pula untuk membuktikan mana dari anda yang berkontribusi membuat Indonesia duduk di peringkat 60 dalam hal minat baca. Pembaca butuh waktu untuk melihat, memahami konteks tulisan secara utuh, baru mengambil kesimpulan.
Sebaliknya, orang yang malas baca tidak butuh melihat tulisan hingga tuntas. Sebab pengelihatannya lebih fokus pada emosi dan spekulasi. Hanya melihat sekilas dari judul tulisan lalu dengan emosi dan spekulatif mengambil kesimpulan.
Artikel ini akan menjadi eksperimen untuk membuktikan apakah anda gemar atau malas membaca. Yang jelas, orang yang terkategori malas itu tak akan sampai membaca kalimat ini. Sebab hanya dengan membaca judul, mereka langsung akan berkomentar.
Sedangkan bagi para pembaca, Anda pastinya masih menyimak tulisan yang baru hendak saya arahkan sesuai judul di atas, Asian Games yang Sepi. Jika Anda menilai judul di atas hanya clickbait atau umpan klik, itu pun sah-sah saja. Tapi tujuan dari clickbait ini hanya bentuk kritik atas fenomena di tengah masyarakat.
Tapi, harus diakui pula bahwa judul di atas juga punya 'modus operandi' menarik atensi. Sebab hal yang menyulitkan wartawan untuk membuat berita pasca-penutupan Asian Games 2018 adalah judul. Sebab hampir media punya judul yang nyaris sama. Temanya pun seputar kesuksesan Asian Games 2018. Sama halnya dengan artikel ini yang secara tema senada, tapi judulnya jauh berbeda.
Tak bisa dibantah, Asian Games 2018 mencatat sebuah kesuksesan besar bagi Indonesia selaku negara penyelenggara. Selama 15 hari pelaksanaan, Indonesia mampu membuktikan diri mampu menggelar multievent kelas dunia.
Asia hingga dunia pun bertepuk tangan atas apa yang ditampilkan Indonesia sepanjang Asian Games 2018. Kesuksesan Asian Games ditunjang dengan deretan data dari mulai prestasi hingga penyelenggaraan.
Kesuksesan Asian Games 2018 juga memberi energi baru Indonesia dalam membangun sisi ekonomi, budaya, politik, maupun olahraga. Walhasil, Asian Games 2018 sesuai dengan maknanya, yakni Energy of Asia.
Untuk membuktikan sukses Asian Games 2018, ada baiknya menyimak komentar deretan tokoh olahraga dunia di bawah ini.
Komentar di atas menjadi bukti bahwa kesuksesan Asian Games 2018 punya standar dunia, layaknya status tokoh-tokoh itu. Deretan fakta membuktikan betapa Indonesia pantas dipuji karena kesuksesannya menyelenggarakan Asian Games.
Sejatinya, Indonesia hanyalah merupakan tuan rumah pengganti Vietnam yang mendadak mundur di tengah jalan pada pertengahan 2014. Namun akibat tahun 2014 Indonesia sedang mengalami transisi pemerintahan, persiapan Asian Games baru efektif berlangsung sejak 13 Mei 2016. Ini setelah terbitnya Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2016 tentang panitia penyelenggara Asian Games (Inasgoc).
Sejak 13 Mei 2016 hingga hari pembukaan pada 18 Agustus 2018, berbagai pekerjaan mesti segera dituntaskan. Total ada sekitar 827 hari waktu yang dimiliki Indonesia untuk mempersiapkan menjadi ruan rumah ajang olahraga terbesar kedua di dunia itu.
Hebatnya, anggaran untuk menggelar Asian Games 2018 relatif lebih rendah dari Asian Games Guangzhou 2010 dan hanya sedikit lebih tinggi dari Asian Games 2014 Incheon. Indonesia menggeluarkan anggaran pembangunan infrastruktur sekitar 2,6 miliar dolar AS (Rp 37 triliun). Angka ini lebih rendah dari Asian Games 2010 yang angkanya mencapai 18,37 miliar dolar.
Dana sebesar itu sesuai dengan dampak peningkatan ekonomi yang dihasilkan Asian Games 2018. Asian Games 2018 adalah pencitraan dan promosi terbaik Indonesia kepada dunia. Secara jangka panjang, Asian Games 2018 akan menarik minat investor untuk menanamkan uangnya di Indonesia yang terbukti maju, modern, dan aman.
Secara jangka pendek, Asian Games telah mendatangkan banyak orang luar negeri masuk ke Indonesia. Selain 17 ribu atlet dan ofisial, Asian Games 2018 juga menarik masuknya wisatawan. Angkanya ditaksir mencapai sekitar 170 ribu wisatawan.
Angka ini belum ditambah dengan penonton domestik yang angkanya diprediksi mencapai tiga juta penonton. Angka-angka itu dipastikan langsung berimpak pada sisi ekonomi. Dampak langsungnya dipastikan terkait naiknya angka okupansi hotel, kuliner, hingga pusat perbelanjaan.
Di sisi lain, masuknya banyak wisatawan membuka lapangan kerja baru bagi rakyat Indonesia. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah melakukan kalkulasi sementara bahwa Asian Games berpotensi membuka 57 ribu lapangan kerja baru.
Dengan catatan itu, Indonesia berpotensi mendongkrak Produk Domestik Brutonya (PDB)-nya. Bappenas pun memprediksi akan ada Rp 3,6 triliun uang yang dikeluarkan wisatawan dan kontingen luar negeri sepanjang Asian Games kali ini.
Tak hanya di sisi ekonomi, Asian Games 2018 juga memberi energi di sektor politik dan olahraga. Di bidang politik, Asian Games 2018 bisa menyatukan masyarakat yang akhir-akhir ini larut dalam dinamika persaingan politik. Momen pesilat Hanifan Yudani Kusumah yang memeluk dua tokoh bangsa, Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto dalam satu frame, sontak meyejukkan iklim perpolitikan nasional.
Pada sisi budaya, Asian Games 2018 menjadi transfer budaya positif. Ini pelajaran terbaik masyarakat Indonesia untuk menanamkan kebiasaan tentang sportivitas, bersih, berjalan kaki, antre, hingga menggunakan moda transportasi umum.
Tapi energi utama Asian Games 2018 adalah prestasi. Untuk urusan prestasi, Asian Games 2018 menorehkan sejarah baru bagi dunia olahraga Indonesia. Indonesia secara gemilang berhasil mengakhiri Asian Games dengan finish di posisi empat besar. Indonesia sukses meraih 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Catatan ini menorehkan sejarah baru. Indonesia resmi menggeser Thailand sebagai negara Asian tersukses dalam sebuah gelaran Asian Games.
Sebelumnya, Thailand mampu memegang predikat itu setelah sukses meraih 24 emas, 26 perak, dan 40 perunggu pada Asian Games 1998 yang berlangsung di negara mereka sendiri. Kisah Thailand telah berlalu setelah Indonesia meraih emas ke-31-nya pada Asian Games 2018.
Pada akhirnya, pujian terbesar pantas diberikan pada pemerintah, panitia Asian Games 2018, atlet, hingga masyarakat yang sudah berusaha sekuat tenaga dalam memastikan sukses Asian Games 2018.
Inti kesuksesan itu adalah memancarnya begitu banyak energi positif dari Asian Games 2018. Energi tersebut menjadi modal Indonesia untuk bangkit menuju negara maju. Salah satu syarat menjadi negara maju adalah memperbaiki angka minat baca.
Dengan semakin majunya budaya dan ekonomi Indonesia usai Asian Games 2018 diharapkan mampu mengangkat peringkat minat baca dari nomor 60 menjadi 10 besar dunia.
Dengan meningkatnya minat baca tersebut, maka pembaca nan budiman tak akan ada lagi yang salah memahami judul artikel ini. Asian Games 2018 memang sepi. Sepi dari perseteruan. Sebab Asian Games 2018 telah menjadi kebanggaan yang satukan Indonesia.