Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
Semalam, ketika membuka laman media sosial, sahabat Fitriyan Zamzami, mengirimkan pesan yang membuat terenyuh. Ada sebuah alunan lagu pilu terasa. Layaknya bayangan ombak iramanya naik turun. Iramanya persis dengan lagu elegi yang menyayat hati. Meratap-ratap sesenggukan.
Fitriyan mengisahkan perasaan dan ekpresi ibundanya yang mantan aktivis Nahdlatul Ulama yang dulu --pada pemilu era Orde Baru berfusi dengan menjadi partai politik Islam berlambang Ka'bah, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia mengisahkan kepilauan itu begini: