Kamis 04 Jul 2019 09:07 WIB

Messi dan Mimpi Piala Bergengsi untuk Argentina

Messi kembali gagal memberi gelar bergengsi untuk argentina

Bayu Hermawan
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Hermawan*

Lionel Messi harus kembali meninggalkan lapangan dengan kepala tertunduk. Copa America 2019 menambah daftar panjang 'kegagalan' Messi di level internasional bersama timnas Argentina.

Seragam timnas Argentina seperti punya efek negatif untuk Messi. Berbeda jika mengenakan seragam Barcelona, Messi selalu menjadi sosok yang paling ditakuti lawan. Namun, jika mengenakan seragam La Albiceleste, kekuatan seorang Lionel Messi seperti terkunci. Hasilnya, Messi tidak bisa menjadi pemain pembeda dalam laga-laga timnas Argentina.

Bersama timnas Argentina, Messi telah menjalani empat piala dunia dan lima Copa America. Namun, tak satupun trofi dari dua turnamen bergengsi itu berhasil diraih oleh Messi. Hal berbeda dengan Messi bersama Barcelona, yang bergelimangan trofi, setidaknya untuk level kompetisi lokal.

Copa America 2019, mungkin menjadi salah satu performa pribadi paling buruk Messi bersama timnas Argentina. Dari lima kali tampil, Messi hanya mencatatkan satu gol tanpa pernah memberikan assist. Satu-satunya gol yang dicetak La Pulga berasal dari titik penalti. Lalu pantaskan hanya Messi yang disalahkan atas kegagalan Argentina?

Jika dibandingkan antara penampilan kala membela Barcelona dan timnas Argentina, memang ada perbedaan signifikan dari seorang Lionel Messi. Tetapi, Argentina bukanlah Barcelona. Di Barcelona, Messi bisa dikatakan mendapat dukungan dari pemain-pemain tim lainnya. Seolah, skuat Barcelona dibangun dengan menjadi Messi sebagai pusat gravitasinya. Itulah mengapa Messi bisa menampilkan performa apik setiap membela Barcelona.

Sementara di Argentina, seolah Messi bekerja sendiri. Buruknya penampilan Messi artinya kemungkinan besar buruk juga penampilan Argentina. Padahal Argentina bukan hanya seorang Messi saja. Kritik terhadap timnas Argentina sudah sering kali dilontarkan oleh pesepakbola legenda-legenda tim Tango. Salah satunya adalah Maradona. Bahkan Maradona pernah mengatakan jika pemain-pemain yang mengisi skuat timnas sebenarnya tidak pantas menggunakan jersey La Albiceleste. Artinya, Maradona melihat jika timnas Argetina tak bisa hanya bertumpu pada satu pemain saja.

Sejak genderang Copa America 2019 dimulai, secara pribadi melihat komposisi skuad Scaloni, sulit rasanya bagi Argentina bisa menjadi kampiun di kompetisi itu.  Tanda-tanda itu sudah terbaca sejak Argentina melakoni laga perdana fase grup B Copa America 2019. Dipertandingan pertama, Messi tak menunjukan performa terbaiknya, Argentina dihajar Kolombia dengan skor 0-2. Begitu pun dipertandingan kedua, saat melawan Paraguay. Argentina nyaris kalah jika tak diselamatkan oleh Messi lewat tendangan penalti, yang menjadi satu-satunya gol La Pulga di Copa America.

Penampilan Argentina memang membaik saat melawan Qatar dan Venezuela di babak perempat final. Namun, Messi saat itu mengakui jika dirinta memang belum bisa tampil dengan baik di ajang tersebut, dengan berbagai alasan. Harusnya keluhan ini bisa dibaca oleh pelatih Argentina Scaloni, untuk mencari strategi yang digunakan untuk bisa memaksimalkan seorang Lionel Messi. Namun, hal itu tidak dilakukan dan hasilnya Messi tetap tidak bisa menampilkan performa terbaiknya.

Hal lain yang mungkin membuat Messi tidak bisa tampil maksimal kala berseragam Argentina, adalah besarnya harapan publik terhadap dirinya. Belum lagi publik selalu membanding-bandingkan dengan Cristiano Ronaldo. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi Messi. Hal itu bisa dilihat kala Argentina menghadapi Brasil.

Di laga yang sarat dengan rivalitas kedua negara, Messi seolah tidak bisa bermain lepas. Hal itu terlihat dengan gelisahnya Messi di atas lapangan. Ia kerap memprotes wasit atas keputusan yang menurunya tak menguntungkan argentina. Pengaruh beban berat juga terlihat dari permainan Messi, yang menurut saya lebih lambat dari yang biasa dia tampilkan bersama Barcelona.

Satu hal yang bisa dipuji dari Lionel Messi setelah gagal mengangkat prestasi negaranya kali ini adalah, Messi menegaskan dirinya tidak akan mundur dan menyerah untuk mempersembahkan trofi untuk negaranya. Perubahan sikap yang jauh lebih matang dibandingkan beberapa tahun lalu, dimana dirinya menyatakan mundur setelah argentina gagal. Meski sulit, Messi masih punya peluang untuk bisa memenangi Copa America 2020 dimana Argentina menjadi salah satu penyelenggara, dan bukan tidak mungkin Messi bisa menutup karir dengan trofi Copa Amerka 2020.

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement