REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri
Kabar wafatnya Raja Abdullah, penguasa di Kerajaan Arab Saudi, pada Jumat (23/01) lalu tampaknya tidak terlalu mengejutkan. Selain sudah berusia sepuh, 90 tahun, Pangeran Abdullah yang menjadi raja selama sepuluh tahun ini juga sudah dalam kondisi sakit. Roda pemerintahan sehari-hari lebih banyak dijalankan oleh Putra Mahkota Pangeran Salman bin Abdul Aziz yang dibantu oleh wakil putra mahkota, Muqrin bin Abdul Aziz.
Yang justeru menjadi spekulasi dari kematian Raja Abdullah adalah bagaimana masa depan kerajaan penghasil minyak terbesar di dunia itu. Selama sepuluh tahun berkuasa, Raja Abdullah diakui banyak pihak telah berberan sangat besar dalam menciptakan stabilitas politik, keamanan, dan ekonomi dunia.
Spekulasi tentang masa depan Kerajaan Arab Saudi itu semakin kencang manakala trah (keturunan) Raja Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Arab Saudi, dari generasi kedua akan berakhir pada diri Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz. Artinya setelah Muqrin maka kekuasaan Arab Saudi akan jatuh pada generasi ketiga alias cucu-cucu Abdul Aziz.
Pangeran Muqrin kini adalah putra mahkota dari raja Arab Saudi yang baru, Salman bin Abul Aziz. Salman didapuk (dibaiat) menjadi raja setelah abangnya, Raja Abdullah bin Abdul Aziz, wafat pada Jumat pekan lalu.
Ketika Raja Abdullah masih berkuasa, ia mengangkat adik tirinya, Salman bin Abdul Aziz sebagai putra mahkota. Dan, untuk pertama kalinya pula ia mengangkat orang ketiga dalam hirarki penguasa kerajaan dengan posisi sebagai wakil putra mahkota. Untuk menduduki jabatan ini, Raja Abdullah menunjuk adik tirinya yang lain yaitu Muqrin bin Abdul Aziz.
Selain Raja Salman dan Putra Mahkota Muqrin sebenarnya masih ada 11 putra lain anak-anak Abdul Aziz yang masih hidup. Artinya, 13 anak laki-laki Abdul Aziz kini masih hidup. Mereka -- sesuai usia -- adalah Pangeran Bandar, Masy’al, Abul Rahman, Mat’ab, Thalal, Turki, Nawaf, Salman (kini menjadi raja), Mamduh, Abdul llah, Ahmad, Masyhur, dan Pangeran Muqrin (kini menjadi putra mahkota).
Raja Abdul Aziz mempunyai 36 anak laki-laki. Namun, suksesi di Kerajaan Arab Saudi tidak otomatis berlangsung dari bapak ke anak, atau ke saudara-saudara laki-laki yang lebih muda secara urut kacang. Sebagai misal, ketika Raja Abdul Aziz sang pendiri kerajaan wafat, yang menggantikan adalah putranya, Saud bin Abdul Aziz. Ketika Saud meninggal dunia, penggantinya bukan anak laki-lakinya, tapi saudaranya, Faisal, anak ketiga Abdul Aziz.
Saat Faisal wafat, ia digantikan oleh saudaranya yang lain, Khalid, anak kelima Abdul Aziz. Khalid digantikan oleh Fahd, putra kedelapan Abdul Aziz. Ketika Fahd mangkat, ia digantikan oleh Abdullah, putra kesepuluh Abdul Aziz.
Abdullah lalu menunjuk putra mahkotanya, Salman, putra ke-25 Abdul Aziz. Sebelum Salman, Raja Saudi itu sebenarnya telah menunjuk Pangeran Sultan (putra ke-12 Abdul Aziz) dan kemudian Nayef (putra ke-23 Abdul Aziz) sebagai calon penggantinya. Namun, keduanya meninggal dunia saat masih menjadi putra mahkota.
Setahun lalu, Raja Abdullah untuk pertama kalinya menunjuk orang ketiga dalam hirarki kekuasaan, yaitu wakil putra mahkota. Orang yang ditunjuk adalah saudara bungsunya, Muqrin, putra ke-35 Abdul Aziz. Dengan wafatnya Raja Abdullah, maka otomatis penggantinya adalah sang putra mahkota, Salman bin Abdul Aziz. Sedangkan Muqrin yang sebelumnya wakil putra mahkota kini naik jabatan menjadi putra mahkota.
Dengan kata lain, Muqrin merupakan generasi terakhir dari anak-anak laki-laki Abdul Aziz. Sebab, meskipun ia masih mempunyai beberapa saudara, namun belum ada cerita dalam hirarki penguasa di Kerajaan Arab Saudi kekuasaan turun dari saudara yang lebih muda ke saudara yang lebih tua.
Di sinilah spekulasi mengenai masa depan Kerajaan Arab Saudi muncul. Yakni, siapa yang berhak menjadi raja Arab Saudi yang akan datang setelah, misalnya, Salman dan Muqrin meninggal dunia. Apalagi Pangeran Muqrin sendiri sudah bukan muda lagi. Usianya kini sudah 70 tahun. Sedangkan raja ketujuh Arab Saudi sekarang, Salman bin Abdul Aziz, sudah berusia 79 tahun. Spekulasi ini semakin bertambah manakala diketahui cucu-cucu laki-laki Abdul Aziz kini jumlahnya sudah ratusan. Lalu cucu mana dan cucu siapa yang berhak menjadi raja mendatang?
Spekulasi itu segera dijawab oleh Pangeran Salman bin Abdul Aziz beberapa jam setelah ia dibaiat menjadi raja, dengan mengangkat Pangeran Muhammad bin Nayef bin Abdul Aziz, 56 tahun, sebagai wakil putra mahkota. Artinya, Pangeran Muhammad merupakan orang ketiga dalam hirarki kekuasaan di Kerajaan Arab Saudi, setelah Raja Salman dan Putra Mahkota Muqrin. Menilik namanya, Pangeran Muhammad adalah putra Nayef dan cucu dari Abdul Aziz. Ini berarti ia adalah keponakan dari Raja Salman dan Putra Mahkota Muqrin.
Belum diketahui bagaimana proses pemilihan Pangeran Muhammad bin Nayef ini sebagai wakil putra mahkota. Namun, menurut pengamat Timur Tengah Abdul Rahman al Rasyid, suksesi di Arab Saudi bukan hanya turun temurun. Seorang raja harus mempunyai kemampuan kepemimpinan. Kemampuan kepemimpinan yang didasarkan pada rekam jejak prestasi yang jelas ketika menjabat di pos-pos penting di pemerintahan/kerajaan.
Media Arab Saudi, al Sharq al Awsat, menyebut suksesi kekuasaan adalah urusan internal keluarga besar penguasa Saudi (Baitu al Hukmi al Saudy). Merekalah yang bertanggung jawab pada keberlangsungan dan persatuan keluarga besar itu. Keluarga besar kerajaan ini kini diketuai oleh sang raja yang kini dijabat oleh Salman bin Abdul Aziz.
Penunjukan Pangeran Muhamamd, setelah disetujui oleh Putra Mahkota Muqrin bin Abdul Aziz, kemudian dimintakan pendapat ke Lembaga Kerajaan yang bernama Haiatu Al Bai'ah (Dewan Kesetiaan). Penunjukan yang kemudian diikuti dengan pernyataan baiat oleh oleh para tokoh dan wakil suku-suku di Saudi.
Haiatu al Bai'ah merupakan lembaga kerajaan yang dibentuk Raja Abdullah delapan tahun lalu. Diperkirakan lembaga ini beranggotakan keluarga kerajaan inti yang sudah serior. Lembaga ini dimaksudkan untuk menjamin suksesi kekuasaan di Arab Saudi berjalan aman dan lancar.
Keberadaan lembaga ini menjadi penting karena Abdul Aziz, sang pendiri kerajaan, mempunyai anak yang jumahnya puluhan dari sejumlah isterinya. Ada yang menyebut 22 isteri dan 45 anak. Ada yang mengatakan 52 anak, 36 laki-laki dan sisanya perempuan.
Anak-anak Abdul Aziz rata-rata mempunyai putra atau putri lebih dari 10 orang. Raja Abdullah misalnya dikabarkan memiliki 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan dari empat isterinya. Sumber lain dikabarkan ia mempunyai delapan isteri.
Karena itu bisa diperkirakan berapa jumlah cucu Abdul Aziz sekarang ini. Dan, salah satu cucu Abdul Aziz yang bernama Muhammad bin Nayef kini dipercaya sebagai orang ketiga dalam hirarki kekuasaan Kerajaan Arab Saudi. Artinya, bila tidak ada aral melintang, suatu saat nanti ia akan menjadi raja yang didirikan oleh kakeknya.