REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Asma Nadia
Di sebuah lokasi di Jakarta Timur.
Anak-anak duduk tenang di dalam perpustakaan yang bersih dan sejuk. Di sudut lain di ruangan yang sama, beberapa anak bermain game edukatif online di komputer. Mereka tampak asyik menikmati aktivitas masing-masing.
Di tempat lain masih di kompleks yang sama, tampak guru SD mengajak murid-muridnya mengunjungi lokasi tersebut.
Siang harinya, anak-anak SMP dari sekolah lain datang, sementara di waktu yang berbeda para pelajar SMA bersama guru-gurunya berkunjung. Wajah mereka sangat cerah, penuh antusias.Apakah ini taman hiburan? Taman bermain? Atau museum untuk kunjungan karya wisata? Bukan.
Mungkin sulit dipercaya, tetapi gambaran di atas adalah suasana di kompleks Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha di Cijantung, Jakarta Timur. "Tentara adalah milik rakyat dan saya ingin rakyat merasa memilikinya," ujar sang Komandan Letnan Kolonel Infanteri Bangkit Tri Widodo di depan para fotografer yang diundang untuk memotret suasana latihan anggota batalion. Sang komandan membuka akses kompleks batalion untuk masyarakat.
Anak-anak usia SD dipersilakan untuk ikut naik panser (joy ride), naik jeep militer. Sebuah momen yang sulit sekali didapatkan kecuali di area militer. Pengalaman yang mungkin akan memancing minat anak, sekaligus menambah kecintaan mereka pada Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dengan keterbukaan ini, sang komandan ingin agar masyarakat benar-benar merasa memiliki TNI.
Apalagi di Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha nyaris semua perlengkapan adalah produksi dalam negeri, mulai dari senapan, jeep, hingga panser Anoa. Semua buatan Pindad. Sehingga menambah kebanggaan anak Indonesia.
"Yang menarik dari program ini, tidak ada biaya tambahan," katanya menambahkan.
"Panser itu harus dipanaskan setiap hari selama 2 jam, begitu juga kendaraan militer lainnya. Nah, daripada panser sekadar muter-muter saat dipanaskan, kalau masyarakat ikut naik maka akan memberi nilai tambah."
NILAI TAMBAH. Itu frase yang saya garis bawahi. Betapa banyak orang telah melupakan itu.
Nilai tambah atau nilai lebih tidak menuntut anggaran tambahan, tapi mempunyai pengaruh luar biasa.Tidak perlu biaya iklan, tidak perlu propaganda. Dengan membuka diri, militer semakin dekat dengan rakyat. Kabar baiknya, apa yang dilakukan batalion mekanis ini akan mulai dicontoh oleh batalion lain. Sehingga terbayang betapa kedekatan masyarakat dan TNI akan terjalin kuat.
Tidak hanya itu. Ada nilai tambah lain. Suasana ramah lingkungan juga terlihat di sekitar batalyon ini. Sampah-sampah di kompeks dipilah dan sebisa mungkin didaur ulang.
Tanah-tanah kosong mulai dimanfaatkan untuk tanaman produktif. Tanah berunduk dan mulsa plastik bisa terlihat di berbagai area kosong. Terlihat jelas adanya penghijauan. Sebesar 11 hektare lahan di Mayonif Mekanis 201/Jaya Yudha disiapkan untuk kegiatan ecofarming.
Masjid yang cukup besar dan strategis juga menunjukkan kekuatan tentara kita tidak hanya dibangun untuk kekuatan fisik tapi juga kekuatan hati dan nurani. Panglima TNI bahkan mengizinkan tentara wanita yang ingin mengenakan jilbab. Sebuah langkah yang sangat layak diapresiasi. Alhamdulillah, tentara kita memang jauh lebih terbuka dan peduli sejak reformasi.
Kehadiran mereka memberikan kenyamanan bagi masyarakat di sekitarnya. Kopassus di Cijantung menujukkan betapa sungai bisa dibersihkan. Sepanjang kompleks Kopassus, sungai yang mengalir bersih tanpa terdapat banyak kotoran. Mereka membuktikan pada rakyat, jika masyarakat sekitar peduli, sebenarnya sungai bisa dibersihkan sehingga kembali dapat dirasakan manfaatnya, selain menyenangkan jika dipandang.
Di sekitar Cilodong lain lagi. Puluhan anggota Kostrad membangun dan merenovasi bangunan Sekolah Dasae. Bagi anggota Zeni Corp, kemampuan mendirikan bangunan merupakan sesuatu yang memang harus mereka miliki dan praktekkan. Merenovasi dan membangun gedung sekolah, selain bagian dari latihan juga memberi nilai tambah. Mendekatkan tentara dengan rakyat.
Bahkan kini justru masyarakat yang meminta TNI masuk dalam jajaran KPK. Bukti lain bahwa TNI kini menjadi lembaga yang sangat dekat dengan rakyat. Beberapa kapal asing yang melanggar wilayah Indonesia kini diledakkan atau ditenggelamkan. Jika Angkatan Laut menjadikan kapal penyusup yang telah dikosongkan sebagai sasaran tembak, maka juga memberi nilai lebih. Menegakkan kedaulatan, menghukum penyusup, sekaligus berlatih menembak sasaran.
Tentara Nasional Indonesia kini sudah punya nilai lebih di hati rakyat Indonesia. Semoga saja ke depan negara juga memberi anggaran lebih untuk kesejahteraan dan tentu saja kelengkapan persenjataan. Sehingga TNI kita menjadi tentara yang semakin disegani bangsa asing dan dicintai bangsa sendiri.