Senin 23 Apr 2018 05:27 WIB

Saddam Husein Bangkit Lagi!

Cerita ‘kehebatan’ Saddam kali ini bertepatan dengan waktu menjelang pemilu Irak.

Ikhwanul Kiram Mashuri
Foto: Republika/Daan
Ikhwanul Kiram Mashuri

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri

Beberapa hari ini, mantan presiden Irak Saddam Husein seolah bangkit lagi dari kuburnya. Berbagai kisah dan cerita tentang pemimpin Irak yang dieksekusi mati 12 tahun lalu itu beredar dari mulut ke mulut dan media sosial. Termasuk kontroversi mengenai penggalian kuburnya dan ke mana jenazahnya dipindahkan.

Menurut Usman Mirghani, kolumnis politik Timur Tengah di media al-Sharq al-Awsat, bukan hal yang aneh apabila rakyat Irak mengenang kembali Saddam Husein, terutama pada setiap April seperti sekarang. Pada 9 April 2003, terjadi serangan pasukan Amerika Serikat (AS) ke Baghdad dan sekaligus kejatuhan rezim presiden Saddam Husein. Lalu pada 28 April 1937 adalah hari kelahiran sang mantan pemimpin Irak itu.

Bahkan, lanjut Mirghani, tidak mengherankan pula bila ada sebagian rakyat Irak yang merindukan kembalinya (zaman) Saddam Husein. Bagi mereka, Saddam Husein merupakan pahlawan. Ia dianggap sebagai korban konspirasi global, terutama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat, termasuk beberapa negara Arab, untuk menghabisinya.

Apalagi, Saddam Husein saat itu merupakan pemimpin kuat di Timur Tengah yang bisa membahayakan kepentingan Barat. Konspirasi itu adalah invasi militer AS dan sekutunya untuk menjatuhkan dan kemudian membunuh Saddam Husein, dengan alasan ia menyimpan senjata pemusnah massal yang hingga kini tak pernah terbukti.

Kerinduan pada masa lalu itu bahkan telah melupakan bahwa ‘orang yang disucikan’ itu sebenarnya juga mempunyai perjalan hidup yang kelam selama memimpin Irak. Misalnya, ia telah menghabisi semua kelompok dan para tokoh oposisi.

Nasib mereka kalau tidak ke liang kubur, ya dijebloskan dalam penjara. Bahkan kelompok-kelompok Kurdi yang berani memberontak terhadap kekuasaannya diserang habis. Yang tersisa dari mereka kemudian dipaksa hidup terpencar di berbagai wilayah di Irak.

Namun, kerinduan kepada Saddam telah melupakan periode hitam itu. Seolah selama kekuasaannya yang ada adalah kebaikan. Bahkan, kini beredar cerita yang aneh-aneh, yang jauh dari kenyataan. Misalnya, tentang Saddam yang dihukum gantung pada 2006 sesungguhnya adalah wali, sang juru penyelamat, pemimpin agung, dan seterusnya. Jenazahnya pun tidak membusuk, tetap utuh seperti sedia kala.

Kisah-kisah ‘karamah’ mengenai Saddam kali ini pun bukan yang pertama. Juga cerita-cerita di sekitar pemakaman dan jenazahnya setelah diserahterimakan kepada wakil sukunya di Trikrit, usai dieksekusi mati. Kisah-kisah di seputar pemakaman Saddam terus berulang, berikut penambahan bumbu-bumbu yang menyertainya. Puncaknya, pada 2014, ketika sebuah kelompok yang menamakan diri Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS berkuasa di wilayah luas di Irak dan Suriah.

Sebuah makam yang dipercaya sebagai tempat penguburan Saddam Husein banyak dikunjungi warga, terutama oleh suku dan para pengagumnya, meskipun Pemerintah Irak telah melarangnya. Pada Juli 2014, media setempat melaporkan pernyataan mengejutkan dari pemimpin suku al-Bunasser, asal suku Saddam, bahwa pihaknya secara diam-diam telah memindahkan jenazah Saddam ke tempat aman dan rahasia lantaran khawatir pemakamannya akan dirusak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dan, kekhawatiran itu benar-benar terjadi ketika milisi Syiah menyerbu dan merusak pemakaman yang dipercaya sebagai tempat penguburan Saddam. Pada Maret 2015, beredar sebuah video yang memperlihatkan pemakaman Saddam benar-benar telah dihancurkan. Kali ini pelakunya dipercaya sebagai orang-orang ISIS.

Hingga kini, belum diketahui dengan pasti lokasi jenazah Saddam Husein disimpan dan dimakamkan. Cerita tentang jenazah mantan orang kuat Irak itu masih misteri. Namun, kemisterian itu justru telah memunculkan kisah-kisah aneh, cerita-cerita yang saling bertentangan, yang bahkan melebihi cerita atau film fiksi sekalipun. Misalnya, kisah tentang putri Saddam yang bernama Hala yang bermukim di Yordania.

Diceritakan, Hala datang dengan pesawat pribadi yang mendarat secara diam-diam di situs tempat ayahnya dimakamkan dan mengangkut jenazah ayahnya ke Yordania. Dalam kondisi Irak yang kacau dan kompleks pemakaman yang dipercaya sebagai tempat penguburan Saddam diawasi ketat, tampaknya tidak mungkin sebuah pesawat pribadi bisa mendarat dengan aman tanpa diketahui musuh-musuh atau orang yang membenci rezim Saddam Husein.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement