REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri
Kita sering mendengarkan kalimat serperti ini Di balik laki-laki sukses ada perempuan hebat. Kutipan seperti ini tampaknya juga berlaku bagi para nabi dan rasul. Alquran, ketika membicarakan para manusia terpilih ini, juga banyak mengupas tentang perempuan-perempuan "di belakang" mereka, perempuan-perempuan yang menjadi istri para nabi dan rasul itu.
Alquran antara lain bicara tentang pujian, sanjungan atau penghargaan, serta kabar gembira bahwa mereka, istri-istri nabi dan rasul itu, kelak akan dimasukkan dalam kelompok yang masuk surga. Mereka ini adalah yang taat beribadah, percaya pada risalah kenabian, serta setia dan ikhlas mendukung perjuangan suami-suami mereka melawan kezaliman, penindasan, dan perlawanan orang-orang kafir.
Itu di satu sisi. Di sisi yang lain, Alquran juga bicara mengenai ancaman siksa neraka untuk istri-istri para nabi dan rasul yang mbalelo, yaitu mereka yang memihak pada godaan iblis dan setan terhadap perjuangan suami mereka untuk menegakkan agama Allah SWT.
Mereka bergabung dengan musuh, bahkan ikut menghambat tugas suci yang sedang diemban suami. Karena itu, semua bergantung pada peran dan perilaku istri para nabi dan rasul itu sendiri.
Di tulisan ini, saya ingin mengupas tentang satu perempuan yang dijamin masuk surga dan sangat laik kita teladani. Perempuan itu adalah Hawa. Orang Indonesia sering menyebutnya Siti Hawa.
Hawa atau Siti Hawa diciptakan setelah Nabi Adam. Alquran tidak menyebut nama Hawa. Nama Hawa disebutkan dalam hadis Nabi SAW bahwa ia diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam di dalam surga. Alquran menyatakan pasangan Adam diciptakan dari dirinya (Adam).
Di surga, Allah SWT mengizinkan Adam dan Hawa menikmati semua hal, termasuk buah-buahan yang sangat lezat, kecuali satu pohon jangan sampai mereka makan (buah-buahan) darinya. Kata Allah SWT, "Hai Adam, bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." (al-A'raaf 7:19). Ayat serupa juga disebutkan dalam surah al-Baqarah: 35.
Hawa dan Adam pun hidup nikmat di antara pohon-pohon dan buah-buahan surga sampai datang iblis terkutuk menggoda mereka. Beberapa ahli tafsir menyatakan tidak benar apa yang disampaikan sejumlah riwayat bahwa Hawa yang meminta Adam agar mereka makan buah dari pohon terlarang itu. Mereka mengatakan bahwa tidak ada ayat Alquran yang menyebutkan kesalahan itu datang dari Hawa.
Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir, sejarawan dan ulama hadis (lahir 499 H/1105 M), dari Abi al-Qasim al-Baghwy, dari Anas menyatakan, bersabda Rasulullah SAW, "Adam dan Hawa turun dari surga dalam kondisi telanjang. Mereka hanya mengenakan dedaunan dari surga dan mereka kepanasan. Adam pun duduk dan menangis dan mengatakan kepada Hawa bahwa ia sakit kena panas. Maka, Malaikat Jibril datang membawa kapas. Adam pun meminta kepada Hawa agar memintal dan menenun kapas itu, lalu menjahit menjadi pakaian."
Pada waktu di surga, Adam belum mempergauli Hawa (seperti suami-istri) hingga mereka turun ke bumi karena kesalahan ketika memakan buah dari pohon (terlarang). Mereka tidur sendiri-sendiri (terpisah) hingga datang Malaikat Jibril yang memerintahkan Adam datang ke Hawa. Jibril lalu mengajarinya (Adam) bagaimana mendatanginya (Hawa). Berkata Jibril, "Bagaimana kamu menemukan istrimu?\" Adam menjawab, "Salehah!"
Siti Hawa pun menikmati banyak masa bahagia. Namun, dalam waktu lain ia juga pernah sangat menderita. Bayangkan, ia pernah menjadi ibu dari seorang pembunuh dan yang dibunuh pada waktu yang sama.
Syekh Dr Mustofa Murad, guru besar Universitas al-Azhar, Mesir, dalam bukunya, Istri-Istri Para Nabi, mengatakan, Siti Hawa merupakan ibu seluruh umat manusia. Ia pun seperti ibu-ibu lainnya, mengandung dan melahirkan. Ia adalah istri pertama dalam sejarah. Ia juga perempuan pertama yang melahirkan di muka bumi.
Allah SWT berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal…." (al-Hujurat: 13).