REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI--Pendapatan usaha warung internet menurun sejak dimulainya Piala Dunia 2010, 11 Juni lalu. Ini karena pelanggan lebih memilih nongkrong depan televisi daripada internet.
Awendri (44 tahun), pengusaha warung internet (warnet) yang membuka usahanya di Jl Sumatera Jelutung, Kamis (17/6) mengatakan, sejak berlangsungnya Piala Dunia di Afrika Selatan, pendapatannya jauh berkurang.
"Pendapatan saya jauh berkurang atau turun hampir lima puluh persen sejak berlangsungnya Piala Dunia itu, karena pecandu warnet kini lebih asik menyaksikan pertandingan sepak bola," keluh Awendri.
Awendri menyebutkan, sebelum berlangsungnya kejuaraan Piala Dunia dalam sehari ia bisa mendapatkan keuntungan Rp 300 ribu. Namun sejak berlangsungnya kejuaraan sepak bola dunia itu, paling tinggi hanya Rp 200 ribu.
Hal senada diutarakan, Faisal (46) yang membuka usaha Warnet di Simpang Kawat, Kotabaru. Ia menyebutkan, biasanya pada malam hari sejak pukul 19.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB selalu dipadati pelanggan, namun kini sepi.
Sepuluh unit ruang bermain Warnet yang disediakan, sebelumnya selalu terisi, namun sejak berlangsungnya kejuaraan Piala Dunia itu, paling banyak lima ruangan yang terisi.
"Pendapatan juga jauh berkurang, sebelum Piala Dunia saya bisa mengantongi pendapatan Rp 400 ribu sehari, tapi kini paling besar Rp 250 ribu," kata Faisal.
Edy (33) penggemar internet mengakui, sejak berlangsungnya Piala Dunia ia tidak lagi bermain internet dan lebih memilih menyaksikan pertandingan sepak bola.
Jadwal pertandingan sepak bola tim-tim dari berbagai negara di dunia itu dimulai pukul 18.30 WIB atau sesudah shalat Magrib, setelah itu dimulai lagi pukul 21.00 WIB, terakhir pukul 01.00 dini hari.
"Dalam satu malam sejak lepas Magrib, tidak ada waktu yang tersisa untuk dimanfaatkan bermain internet, karena diisi oleh tiga pertandingan sepak bola, apalagi yang bertanding tim yang kita jagokan, sehingga kegiatan lain yang digemari terlupakan," kata Edy.