Selasa 17 Jul 2018 11:55 WIB

Fauzan: Juara Dunia yang Jadi Pelayan Toko Ritel

Fauzan kini jadi pegawai pelayan toko. Kepergiannya ke Praha dibiayai orang asing.

Fauzan Noor, paling kanan ketika meraih juara dunia karateka tradisional di Praha,  di awal 2018. Lihat sosok lawannya yang merupakan karateka asal Ceko yang berbadan jauh lebih tinggi dan berpostir lebih besar darinya.
Foto: Selamat ginting
Fauzan Noor, paling kanan ketika meraih juara dunia karateka tradisional di Praha, di awal 2018. Lihat sosok lawannya yang merupakan karateka asal Ceko yang berbadan jauh lebih tinggi dan berpostir lebih besar darinya.

Oleh: Selamat Ginting, Jurnalis Republika mantan atlet karate.

"Bang, sekarang saya sudah bersama Fauzan Noor dan pelatihnya," kata Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari, Banjarmasin, Kolonel (Infanteri) Yudianto Putrajaya, melalui sambungan telepon, Senin (16/7) malam.

Fauzan Noor (21 tahun), karateka dari Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), memenangi kejuaraan kumite (perkelahian) karate versi Internasional Traditional Karate Federation (ITKF) di Praha, Republik Cheska, akhir 2017 hingga awal 2018 lalu.

Walau meraih prestasi dunia, ternyata karateka Fauzan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tidak mendapatkan hadiah apa pun. Berbeda dengan pelari cepat Lalu Muhammad Zohri (18 tahun) dari Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seusai menjadi juara dunia junior lari 100 meter di Finlandia baru-baru ini, Zohri banjir hadiah dari berbagai pihak.

Bahkan, ia ditawari untuk menjadi anggota TNI, Polri, dan ASN (aparatur sipil negara) setamat SMA. Sementara Fauzan, yang tamat SMAN 13 Banjarmasin pada 2015 lalu, sama sekali tidak mendapatkan tawaran bekerja seperti Zohri.

"Sebenarnya saya sudah pernah nyoba ikut tes polisi dan Satpol PP karena ada tawaran, namun ternyata tidak ada tindak lanjut hingga sekarang,” ucap Fauzan, kecewa.

Dalam percakapan melalui telepon, Fauzan mengaku sudah menyampaikan keinginannya kepada Komandan Korem untuk menjadi abdi negara seperti harapan kedua orang tuanya. "Dia katanya ingin jadi tentara saja. Ya sudah kalau itu maunya, TNI akan membantu melalui jalur prestasi," kata Kolonel Putrajaya.

"Bekas narapidana, penjahat, preman, dan pengangguran pun kami berdayakan. Kami latih bela negara dan pembekalan keterampilan. Apalagi, Fauzan dengan prestasi karate dunia, pasti kami urus," ujar Putrajaya.

Danrem mengaku, awalnya dihubungi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Letnan Jenderal Doni Monardo. "Jenderal Doni mengirim tulisan abang dan saya diminta segera menindaklanjuti," kata Putra.

Ia kemudian berinisiatif mengundang Fauzan Noor dan pelatihnya, Mustafa, ke rumah dinasnya, Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Senin (16/7/2018) malam.

Tulisan yang kemudian menjadi viral itu, kata Putra, tentu saja akan menggugah sejumlah pihak. Apalagi, prestasi Fauzan juga mengharumkan kota, provinsi, dan nama bangsa di dunia internasional.

“Sebelumnya saya tidak tahu, kemudian ada pemberitaan terkait Fauzan. Saya perintahkan Dandim untuk mencari informasinya. Saya atas nama TNI memberikan apresiasi terhadap Fauzan,” ujar Putra menegaskan.

                                                         

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement