Kamis 30 Aug 2018 06:11 WIB

Asian Games untuk Anak Indonesia

Prestasi di Asian Games 2018 akan menjadi inspirasi bagi puluhan juta anak Indonesia

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erick Thohir, Ketua pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC)

Sejak zaman Yunani kuno, event olahraga selalu menjadi panggung pertarungan antar-manusia untuk jadi yang terbaik. Pertarungan manusia terkuat era Yunani kuno mewariskan kisah inspirasi hingga zaman berganti. Kisahnya bahkan menjadi mitologi, seperti kisah tentang Hercules.

Kini kisah olahraga sudah bukan lagi diabadikan dalam mitologi. Ini kisah nyata tentang pertandingan antara atlet untuk menjadi yang terbaik. Asian Games 2018 pun menyajikan kisah inspirasi tentang kiprah atlet di atas lapangan pertandingan.

Sebagai tuan rumah, atlet-atlet Indonesia sejak awal tak ingin hanya mencatat kisah penggembira. Atlet Indonesia membuktikan dirinya pemeran utama dalam pesta olahraga Asia!

Hingga Selasa (28/8) petang, putra-putri terbaik Indonesia sudah berhasil merebut 24 medali emas, 19 perak, dan 29 perunggu. Catatan 24 emas ini mengantarkan Indonesia duduk di posisi empat besar klasemen umum Asian Games 2018. Rasanya, barisan kata-kata tak cukup menggambarkan betapa bangganya kita atas pencapaian atlet-atlet Indonesia itu.

Prestasi atlet Indonesia punya makna ganda. Tak hanya untuk saat ini, prestasi pada Asian Games 2018 akan menjadi inspirasi bagi puluhan juta anak Indonesia.

Aksi atlet seperti Kevin Sanjaya, Jonatan Christie, Aries Susanti Rahayu, maupun Puspa Arumsari akan berimplikasi luas bagi moral, mimpi, maupun cita-cita anak Indonesia. Di sisi moral, anak Indonesia dipertontonkan aksi atlet yang pantang menyerah. Mereka mendapat contoh terbaik tentang sportivitas. Anak Indonesia juga mendapat pelajaran berharga tentang perjuangan demi bangsa dan negara. Motivasi dan inspirasi moral inilah yang paling penting.

 

photo
Pebulu tangkis Indonesia Kevin Sanjaya dan Marcus Fernaldi berfoto bersama usai prosesi penyerahan medali pertandingan final cabang bulu tangkis nomor ganda putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).

Di sisi mimpi dan cita-cita, Asian Games 2018 menginspirasi anak Indonesia untuk bisa menjadi penerus atlet yang kini berlaga. Mimpi dan cita-cita anak Indonesia jadi krusial bagi masa depan olahraga nasional. Sebab, waktu yang berputar dalam dunia olahraga cukup singkat.

Atlet yang rata-rata punya usia emas 22 sampai 24 tahun, mungkin hanya puya masa edar maksimal sekitar 10 tahun kedepan. Itu berarti atlet Indonesia yang dalam usia puncak pada Asian Games 2018, mungkin hanya akan bertahan hingga dua Asian Games ke depan.

Karena itu, regenerasi jadi sebuah keniscayaan. Makin banyak anak Indonesia yang punya mimpi dan cita-cita menjadi atlet, akan membuat masa depan olahraga Indonesia semakin cerah. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir minat anak Indonesia terhadap olahraga cenderung menurun.

Ini terlihat dari data jumlah siswa sekolah olahraga atau Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Pada tahun ajaran 2016/2017, jumlah siswa PPLP tercatat 1.558 orang. Pada tahun ajaran 2017/2018, jumlahnya malah menjadi 1.428.

Karenanya, prestasi di Asian Games 2018 punya makna yang vital dan futuristis. Saat atlet seperti Kevin Sanjaya menerima kalungan medali, maka muncul jutaan anak yang memiliki mimpi dan cita untuk mengikuti jejaknya.

photo
Atlet taekwondo putri Indonesia Defia Rosmaniar melakukan selebrasi seusai meraih medali emas dalam cabang taekwondo nomor poomsae Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Ahad (19/8).

Karena efek yang begitu besar pada anak Indonesia, saya sangat mengapresasi saat sejumlah federasi olahraga nasional memanfaatkan jatah tiket khusus yang mereka kantongi untuk mengajak atlet junior menonton. Hadirnya atlet-atlet junior Indonesia itu tak sekadar menjadi suporter bagi seniornya saat bertanding. Lebih dari itu, ini adalah proses transformasi olahraga Indonesia menuju masa depan. Ini adalah proses estafet moral, mimpi, dan cita-cita.

 

Gejala Asian Games yang menginspirasi anak Indonesia juga bisa terlihat di sekeliling kita. Makin banyak anak keluar rumah dengan bola di kakinya. Mereka berlari-lari bersama rekan sepermainan.

Di kepala mereka mungkin ada khayalan mereka meliuk laksana Stefano Lilipaly yang sedang dielu-elukan ribuan penonton. Mungkin hari ini yang mereka lakukan masih sekadar mimpi. Tapi siapa tahu, mimpi itu akan berbuah nyata di Asian Games 2026 atau bahkan Olimpiade 2028. Jika kini giliran Kevin, Aries Susanti Rahayu, atau Puspa Arumsari yang torehkan cerita, mungkin kelak menjadi saat mereka untuk mengharumkan nama bangsa. Semoga.

photo
Ekspresi pebulu tangkis Indonesia Jonatan Christie seusai memenangkan pertandingan final cabang bulu tangkis nomor tunggal putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement