Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.
Pada pertengahan 60-70-an ada si mulut besar dalam olahraga keras, yakni tinju, yang bernama Muhammad Ali. Selain jago berbaku pukul, dia mampu bicara apa saja dari soal tinju, politik, perjuangan kelas, hingga antirasialisme. Semua terperangah atas ulahnya.
Apalagi, Ali juga dengan berani sempat mengatakan kalimat kontroversial sebagai ’The Greates’, meski pada usia tuanya jargon ini kemudian diralatnya dengan "Allah The Greatest". Namun, semua publik mafhum dan salut karena kata dan perbuatannya, baik di atas ring maupun dalam kehidupan sosial, patut menjadi teladan.
Sebutan itu terbukti dalam penghargaan kepada Ali oleh kalangan olahragawan Amerika Serikat sebagai sebagai salah satu olahragawan hebat dalam abad ini. Sikap ini kemudian disematkan ketika Ali yang tangannya kala itu sudah gemetar, menjadi pemantik nyala api obor Olimpiade di Atlanta tahun 1996.
Ali kala itu memang memesona zaman dan dunia. Setiap Ali bertanding, di Indonesia suasananya menjadi mirip hari libur nasional. Tiba-tiba saja muncul orang pada antre di depan layar televisi tetangga rumah yang kaya atau televisi umum kelurahan untuk menontonnya. Anak sekolah pun pada bolos. Arus lalu lintas kontan menyepi.
Nah, pada kali ini juga ada sosok jago baku pukul atau petarung yang mengklaim dirinya seperti Muhammad Ali. Namanya Conor McGregor (kadang dipanggil dengan Conor atau McGregor). Namanya melejit jadi jagoan berkelahi, tapi bukan tinju, melainkan tarung bebas. Kelakuannya sama ‘punya mulut yang besar’. Bedanya kalau Ali dahulu punya mulut besar untuk menaikkan perjuangan kelas kaum hitam, Conor malah sebaliknya banyak bicara rasialis dan bertindak bengal. Ali terlihat elegan, Conor tampak urakan. Ali tidak pernah menghina agama dan menghargai kepercayaan orang lain, Conor dengan mulutnya setiap kali akan bertanding sibuk memakai kepercayaan orang lain, bahkan merundung wanita.
Di beberapa acara timbang badan, Conor terlihat jelas melakukan itu semua. Tak hanya berkata, dia kerap sudah tak sabar memukul lawannya. Contoh kekonyolan Conor yang paling nyata ketika dia merundung perempuan kulit hitam dengan menyebutnya laksana kera. Saat itu sikap ini membuat seterunya, yakni jawara tinju kelas berat masa kini, Floyd Mayweather Jr, tak terima. Dia sempat marah atas kelakuan rasialis dan barbar itu. Dan, kemarahan itu kemudian dia lampiaskan dengan memukul KO Conor dalam arena pertandingan tinju yang sebenarnya.
Maka, setelah kalah KO, kebanggaan Conor pun melorot habis meski sebelumnya selalu mengklaim diri sebagai jagoan olahraga bela diri tanpa tanding. Mayweather selama pertandingan malah terlihat mengajarinya bertinju. Klaim bahwa Conor petarung jagoan kelas satu hanya isapan jempol belaka. (Lihat video di bawah ini saat Conor MacGregor dipukul KO oleh Floyd Mayweather).
Nah, beberapa jam lalu petarung asal Rusia, Khabib Nurmagomedov, juga membungkam mulut besar Conor itu. Dalam perebutan gelar juara di Ultimate Fighting Championship (UFC) di Las Vegas, Sabtu (6/10), dia menghabisi Conor. Padahal sebelumnya, yakni dalam acara timbang badan, Conor melecehkannya habis-habisan dengan melakukan hal yang tak terpuji atau jauh dari nilai adab.
Dalam acara itu, Conor mengoceh tak keruan dan memaki ke sana-kemari dengan maksud menjatuhkan mental Khabib yang asal Dagestan, Rusia, itu. Dia lecehkan ayah Khabib, dia maki agamanya, dan diolok-oloknya di depan umum. Tak cukup dengan tindakan ngawur itu, Conor berusaha memberikan Khabib minuman keras. Padahal, dia tahu lawannya itu seorang Muslim yang taat.
Malah tak cukup dengan, itu pada persiapan pertandingan beberapa bulan sebelumnya dia menyerang bus yang mengangkut ofisial Khabib. Dia terlihat ingin mencontoh perilaku Joe Frazier ketika hendak melawan Ali dahulu. Bedanya, Joe Frazier hanya sebatas verbal mengatakan akan menembak Ali, Conor melakukan perbuatan dengan melempari bus ofisial Khabib. Akibatnya, pihak berwenang di AS sempat menjatuhkan hukuman pidana berupa menjalani kerja sosial. (Lihat Video kelakuan barbar video Conor MacGregor mendatangi kamp latihan, merusak bus ofisial, melecehkan Khabib di acara timbang jumpa pers sebelum pertandingan).
Dan tak berbeda dengan hasil pertandingan melawan Mayfeather, Conor kemudian juga babak belur. Dia terkena tendangan dan pukulan Khabib habis-habisan. Di ujung pertandingan, Conor menyerah terkena pitingan Khabib. Dia terlihat memelas dan sangat kepayahan.
Tapi, hawa pertarungan panas itu tak selesai meski wasit sudah menyatakan Khabib memenangkan pertandingan. Begitu pertandingan dihentikan, emosi dia justru memuncak dengan berlari melompati pagar arena Oktagon. Rupanya, Khabib ingin melampiaskan kejengkelannya kepada ofisial Conor yang terus-menerus ikut meneriakinya sepanjang pertandingan.
Bahkan, pada saat yang sama, kemudian ada seseorang fan Khabib tiba-tiba melompat ke arena Oktagon sembari memukul kepala Conor yang tengah kesakitan. Maka, suasana pertandingan langsung berubah hiruk-pikuk. Aparat keamanan sibuk mengamankan suasana yang mulai tak terkendali. Untunglah Khabib cepat sadar untuk segera menghentikan kekonyolan. Meski begitu, imbasnya tetap ada kepadanya, yakni meski dinyatakan menang, Khabib tak mendapat pengenaan sabuk juara.
Adanya kejadian itu tentu saja segera memicu kontroversi di media masa internasional. Banyak pihak yang menyesalkan kejadian itu. Namun, banyak pihak pula yang memaklumi atas perilaku Khabib karena memang tingkah dan perbuatan Conor sebelumnya sudah sangat keterlaluan dan hanya menujukan kebuasan.
Dan benar saja, berbeda dengan Conor, Khabib pun usai kejadian itu langsung meminta maaf. Ketika ditanya apa yang menyebabkan ia marah, Khabib menyebut berasal dari soal ketegangan dengan Conor saat sewaktu acara timbang badan serta adanya kejadian serangan bus pada April lalu.
“Kini, orang-orang bicara tentang saya melompat dari ring. Saya juga manusia, bagaimana soal ia (Conor) bicara tentang agama saya, tentang negara, tentang ayah saya. Apalagi, ia datang ke Brooklyn pada April lalu merusak bus (ofisial) saya. Bahkan, akibat ulahnya hampir saja menewaskan beberapa orang. Jadi, bagaimana tentang ini," ujar Khabib.
Khabib Nurmagomedov mengunci leher Conor McGregor pada laga UFC 229 di Las Vegas, Sabtu (8/10) waktu setempat. Akibat kuncian ini, Conor menyerah dan wasit menyatakan menghentikan pertandingan. Khabib menang telak dengan KO.
Nah, apa pun tafsirnya itu, Khabib kini telah berhasil mencegah Conor bertindak jemawa dan tidak sadar posisinya bukan jawara petarung di arena Oktagon. Apalagi, dia kini statusnya hanya sebagai pihak penantang karena gelar dia sebagai jawara di arena Oktagon telah dua tahun tak digenggamnya. Khabib pun mampu membuktikan bila sepanjang pertandingan Conor tak terbukti berbahaya. Dia hanya memberi ancaman sekadarnya di ronde awal. Selebihnya, Conor hanya seperti ayam sayur yang kebingungan meladeni serangan Khabib.
Pada pertarungan itu, Conor memang banyak terkunci mati, terutama ketika diajak Khabib bertarung dalam pertarungan lantai (ground fighting). Di situ Conor terbukti tidak sebuas dan seperkasa beruang seperti yang pernah dirasakan Khabib ketika berlatih tanding.
Atas keberhasilan ini, Presiden Rusia langsung menelepon Khabib untuk memberikan selamat. Katanya, Putin baru saja menghubunginya, dan mengatakan bila dia bangga kepada saya. "Ia mengucapkan selamat," ujar Khabib seperti dikutip News.com.au.
Nah, apa pun kejadiannya tampak jelas Putin yang juga juga penggemar olahraga bela diri judo, pasti merasa bangga. Kepadanya kini ditunjukkan lagi bahwa ada orang asal Rusia yang bisa berprestasi tinggi di negeri yang disebut menjadi pesaing abadinya. Kalau dulu era tahun 1960-an, Rusia membuat heboh publik Amerika Serikat dengan rudal nuklir yang dipasang di Teluk Babi, Kuba, kini rudal zaman baru itu telah berganti nama menjadi Khabib Nurmagomedov. Dan, sama dengan antusias warga Dagestan yang turun ke jalan dengan berpawai merayakan kemenangan Khabib, Putin pun memberikan penghormatan kepada Khabib setinggi langit.
Alhasil, atas kemenangan kali ini, nama Khabib jelas akan semakin mengilap arena pertarungan Oktagon. Dia mempertajam rekor profesionalnya menjadi 27-0. Dan, bagi Conor yang asal Irlandia itu, kekalahan ini memberikan pukulan telak yang kedua. Imbasnya, uang yang tentu saja menjadi ‘bunga' di setiap pertandingan olahraga profesional, akan berhamburan ke Khabib. Beberapa orang pendukung Conor memang telah meneriakkan pertarungan ulang atau revans. Tapi, ini belum mendapat tanggapan dari Khabib.
"Saya bertanding untuk memberikan warisan berharga, bukan seperti Anda yang bertanding untuk uang,” kata Khabib ketika melakukan timbang badan sekaligus menjawab tudingan Conor mengenai motivasinya bertanding. Tak cuma itu saja, Conor juga menuduh Habib terkait dirinya dengan soal jaringan teroris karena beragama Islam.
Maka, hal inilah yang tampaknya menjadi sebab mengapa kemudian Khabib 'mengamuk' di atas arena laga Oktagon. Dan, kali ini lagi-lagi terbukti dari omongan publik Amerika bila mulut Conor hanya penuh kata-kata sampah (trash talks). Ternyata, Conor pun hanyalah seorang petarung ‘letoi’ dan bukan sekelas Muhammad Ali yang bisa berlari menari, seperti terbangnya kupu-kupu dan memukul keras laksana sengatan lebah.