Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
‘’Mama just killed a man!’’ Suara melengking ini menjadi lirik pembuka lagu 'Bohemian Rhapsody' Farrokh Bulshara yang abadi. Di kancah internasional lagu ini milik band rock kugiran Inggris, Queen.
Penulis lagunya adalah si Farrookh Bulsara yang memilih kemudian mengganti nama menjadi Freddie Mercury pada tahu 1975. Lagu ini membawa sebuah era dalam musik yakni era art rock atau musik progresif. Lagu ada di album grup tersebut, yakni pada album keempat mereka: A Night at the Opera.
Bagi banyak orang, apalagi bagi anda yang bisa main piano lagu ini sangat menantang. Penuh liku dan tikungan nada yang aneh. Layaknya sirkuit lagu ini merayapi nada dengan kontur jalan dan kelokan membara dalam durasi cukup panjang bagi sebuah lagu pop. (Dalam komposisi lagu ini berdurasi mencapai lebih dari enam menit.)
Ya, lagu itu memang terasa tak umum karena lagu lain biasanya hanya setengahnya atau maksimal empat menit saja. Rekor durasi lagu ini hanya kalah dengan lagu yang juga tak kalah indah dari legenda grup rock Inggris yang lain, Led Zepelin dengan lagu ’Stairway to heaven’. Lagu yang ditulis gitaris Jimmy Page Jimmy Page dan dinyanyikan Robert Plant itu mampu mencapai lebih dari 8 menit.
Tapi khusus untuk lagu Freddie yang memiliki 'range' suara empat oktaf itu, memang ada yang unik. Lagu ini merombak tatanan. Lagu berlirik sederhana ala The Beatles atau membahana ala hard rock 'The Purple', melalui lagu Bohemian Rhapsody itu tiba-tiba seakan kalah pamor. Lagu pop beraliran rock tak lagi harus berjurus kacangan ala tiga jurus, asal kencang, dan mempunyai nada tak lurus memainkan berkelok-kelok bertaburan suara tinggi hingga falseto.
Dan, sama dengan Jmmy Hendrik, lagu tersebut juga sudah ada dalam benak Freddy dalam waktu lama. Nadanya sudah ada dalam benaknya ke mana pun dia pergi.
Yang lebih unik, lagu Bohemian Rhapsody menabrak aturan yang seakan ini telah baku semenjak era musik klasik Ludwig van Beethoven atau Joseph Sebastian Bach. Bila mereka mengenal bila lagu tak boleh selera pasaran atau gado-gado. Freddie dengan Queen pada lagu ini tak mentaatinya. Lagu ini dibuat sengaja tapa chorus. Di awali dengan intro nada pendek, di sana ada segmen musik balada ala kaum Gypsi, hingga potongan musik opera, raungan gitar serta hentakan ala musik rock, dan dikahiri dengan potongan coda reflektif, dan tidak diakhiri dengan fade out, tapi lagu dihabisi dengan henkakan suara dentumen gong Cina.
Mengutip situs wikipedia, lagu Bohemian Rhapsody,konon dilaporkan sebagai singel yang biaya produksinya paling mahal yang pernah dibuat pada saat peluncurannya. Meskipun begitu tidak ada yang dapat menyebut berapa biaya yang tepat dari produksi lagu ini.
Nah, dalam film berjudul sama dengan lagu itu, Bohemian Rhapsody, kisah lagu itu dibuat sekaligus kisah pahit getir hidup pembuatnya yakni Freddie Mercury, bisa disaksikan. Film ini menghiasai beberapa layar bioskop ibu kota papan atas pada pekan ini. Kenapa papan atas? Ya karena di bioskop untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, film ini hanya bertahan dua hari saja. Kata sesorang penjaga Twenty One di bilangan Blok M, film ini pada Sabtu malam lalu sudah diturunkan.’’Hanya dua hari saja mas. Sudah turun layar,’’ katanya.
Tapi memang takdir asal film itu tampaknya akan seperti nasib lagu itu pada awalnya: tak disukai pada masa ketika baru direkam, atau disukai bagi orang yang tahu saja. Sama dengan filmnya, lagu Bohemian Rhapsody pun membingungkan. Produsernya tak suka pada lagu ini karena liriknya penuh penggalan frase tak jelas. Lagu ini juga dianggap 'ngaco' karena durasinya tak umum karena anak muda waktu itu dianggap tak tahan mendengarkan lagu yang lebih dari tiga menit ketika mengendari mobil.
‘’Lagi pula apa itu liriknya. Ada kata Galileo, Syakaramuz, ismillah (Freddie Mercury membetulkan ucapan itu dengan menyebut 'Bismillah', dengan nama Allah), dan lainnya. Liriknya penuh potongan kalimat tak jelas. Durasi lagunya kepanjangan dan stasiuan tak mau putar lagu yang lebih dari tiga menit. (Stasiun radio Inggris) BBC juga pasti gak mau putar,’’ kata sang manajer ketika membahas lagu itu.
Tapi Freddy (di barat akrab dipanggil dengan menyebut nama belajang: Mercury) dan para anggota bandnya keras kepala. Di kisahkan mereka menolak dan memilih tak membuat album lagi pada sang manajer. Layaknya anak muda yang percaya diri, maka dia menolak mentah-mentah segala saran sang manajer. Freddie dkk memilih ke luar ruangan dan meninggalkan manajer dengan stafnya berapat sendirian.
Tak cukup dengan memilih ke luar, Freddie malah kemudian melempar kaca studio hingga pecah. Freddie mengolok manajer itu, silahkan ganti kaca jendela yang pecah dengan mengambil sebagian uang dari royaltinya pada album Queen terdahulu.
Maka kala itu lagu itu lagu hanya dibiarkan sebagai master rekaman saja. Tapi akhirnya pada suatu kesempatan wawancara dengan Queen lagu itu untuk pertama kali diputar. Dan sebenarnya lagu itu juga bukan menjadi bahasan utama lagu itu, karena Queen diwawancara mengenai album terdahulu yang juga sudah terlanjur hits.
Tapi anehnya, begitu lagu itu diputar, telinga publik terkesima. Mereka kebanjiran permintaan agar lagu itu dputar kembali. Tahu akan hal itu, maka produser kemudian terpaksa merilis singgle lagunya. Tanpa dinyana lagu "Bohemian Rhapsody" meraup sukses. Tak hanya disanjung dengan soal mutu lagu, secara komersial lagu ini mampu, bertahan di puncak tangga lagu 'UK Singgle Chart'. Lagu ini pun bisa merajai tangga utama selama sembilan minggu.
Rekor penjualannya juga fantastis. Hingga akhir 1976 kala itu lagu sudah terjual 1 juta copi. Bahkan lima belas yahun kemudian, yakni pada tahun 1991 mencapai nomor satu lagi ketika lagu ini dirilis ulang dan menjadi lagu terlaris ketiga sepanjang masa di Inggris.
Uniknya, lagi lagu ini kembali ke masuk ke tangga lagu nomor dua pada tahun 1992 setelah Freddie Mercury meninggal dunia. Dan pada tahun 1991 film Wayne's World, yang mengembalikan popularitas lagu ini di Amerika Serikat.
Meskipun reaksi kritikus pada awalnya agak beragam, "Bohemian Rhapsody" tetap menjadi salah satu lagu paling populer Queen dan sering ditempatkan di daftar lagu modern terbaik sepanjang masa. Single ini disertai dengan sebuah video yang banyak ahli menganggapnya sebagai gebrakan. Majalah musiik dunia Rolling menyatakan: "pengaruhnya tidak dapat dilebih-lebihkan, secara praktis telah menciptakan video musik tujuh tahun sebelum MTV mengudara.
Tak hanya itu sensasi berikutnya, pada tahun 2004, "Bohemian Rhapsody" masuk ke dalam Grammy Hall of Fame. Pada tahun 2012, lagu tersebut memuncaki daftar jajak pendapat nasional ITV di Inggris sebagai "Lagu Nomor Satu Favorit Bangsa" sepanjang lebih dari 60 tahun riwayat musik Inggris.