Jumat 07 Dec 2018 05:01 WIB

Kisah Menista Ajaran Islam Di Masa Kolonial

Pemerintah Belanda trauma dengan perlawanan ummat Islam di Hindia-Belanda

Red: Muhammad Subarkah
Raja Pakubuwono X ketika berkunjung ke Masjid Luar Batang 1920
Foto: Gahetna.nil
Raja Pakubuwono X ketika berkunjung ke Masjid Luar Batang 1920

Oleh: Muhammad Cheng Ho – Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa (JIB)

Sedari dulu, ulu hati kehormatan umat Islam telah ditekan lewat berbagai soal penistaan agama.Aksi nista mereka telah ciptakan keresahan dan benturan di tengah masyarakat.

Dahulu, di abad ke-18, hidup seorang haji yang pernah menggemparkan daerah Tuban, pesisir Jawa Timur. Namanya Ahmad Mutamakin. Ia telah mengabaikan syariat dan mengajarkan ilmu hakikat kepada orang-orang.

Diceritakan oleh seorang pujangga Keraton Surakarta, Raden Ngabehi Yasadipura I, bahwa“Ajarannya tentang ilmu mistik yang sesat/karena (ia meyebut dirinya) sama dengan kekuasaan kemauan Tuhan/yang menjadi perselisihan/dengan kukuh, keras dn kasar/ia menguraikan keyakinannya tanpa bisa dihentikan/yang berakibat adanya tuduh-menuduh/dan ini menjadi sunggh-sungguh dan luar biasa/pesisir timur (Jawa) ada dalam kekacauan/dan daerah Tuban Haji Ahmad Mutamakin/menjadi musuh banyak orang.”