REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ady Amar*
Ady Amar
Melihat Sandi, panggilan akrab Sandiaga Salahuddin Uno, seperti melihat gambar dari berbagai dimensi dan lalu mendapatkan sisi yang sempurna. Melihat Sandi dalam beberapa bulan terakhir ini yang tampak adalah anak muda yang mewakili generasi milenial, hangat tampilannya dengan terus mengumbar senyum.
Pribadi humble yang tidak terkesan menjadi sesuatu untuk dispesialisasikan. Biasa saja tampilannya. Jika tidak dengan baju lengan panjang warna biru muda, dan acap juga menggunakan t-shirt warna biru dengan celana coklat muda, dia menjelajah turun hingga ke pelosok menyapa masyarakat. Baik yang mengenalnya maupun belum mengenalnya dengan baik.
Sandi menjadi magnet yang mampu menempelkan dirinya dengan masyarakat berbagai lapisan dengan begitu sempurnanya. Pendekatan sosiologis apa adanya menjadi modal dasar menemui konstituennya. Senyum hangatnya seolah menawarkan solusi bagai seseorang yang hidup di padang belantara-padang tandus, dan lalu menemukan air penghilang dahaga.
Sandi dikenal sebagai pengusaha sukses, tentu tajir, tapi tidak sebagaimana kebanyakan pengusaha sukses yang buncit perutnya. Sandi penggila olahraga. Hari-harinya meski dengan kesibukan seabrek dia tetap menyempatkan berolahraga dengan teratur. Jarang kita temui pebisnis papan atas semacam Sandi, tetapi tetap menjadikan olahraga sebagai menu kesehariannya.
Wajahnya yang bersih dan menurut banyak orang tampan, tentunya jadi nilai lebih lainnya dari seorang Sandi. Wajah nyaman dipandang (good looking). Wajah yang tidak saja membuat anak milenial ternganga, tapi emak-emak pun meleleh dibuatnya. Ternganga dan meleleh tidak saja pada ketampanannya, tapi juga prestasi yang diukirnya.
Jika digarap lebih serius lagi, dan pemihakan media arus utama yang adil, tidak mustahil Sandi bisa menjadi simbol yang akan ditokohkan generasi milenial. Tampaknya itu hal yang dimungkinkan di tengah anak-anak muda yang kehilangan tokoh idolanya. Sandi bisa menjadi alternatif pilihan utama.
Tanpa media yang netral, Sandi tetaplah Sandi yang dielu-elukan setiap komunitas yang dihadirinya. Berjubel masyarakat yang ingin melihatnya dari dekat. Ingin berswafoto dengan Bang Sandi idolanya.
Baca Juga: Kiai Ma'ruf, Politikus Bijaksana dengan Segudang Pengalaman
Sandi menjadi figur yang diharapkan bisa mengubah kondisi negeri, khususnya pada bidang ekonomi, yang saat ini mengalami kelesuan luar biasa. Sandi tampak tanggap melihat celah itu, dan berusaha memberi harapan akan sebuah perubahan.
Rakyat tidak cukup diberi janji-janji muluk yang sulit dikerjakan, bahkan mustahil dikerjakan. Pribadi Sandi telah membuktikan beberapa janji di bidang ekonomi, selama setahun menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, telah dieksekusi menjadi kenyataan. Itulah nilai plus Sandi yang menjadi harapan masyarakat.
Torehan Sisi Kemanusiaan
Sandi mengubek-ubek Jawa Timur, setidaknya dalam 2-3 bulan terakhir ini. Entah berapa ratus komunitas yang sudah dijumpainya, berpuluh deklarasi dukungan masyarakat yang diterimanya. Sandi bak elang yang terbang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan begitu sigapnya. Tak tampak lelah di wajahnya.
Hari itu, tanggal 2 Januari 2019, Sandi tampak muncul mengunjungi Suhartono di tahanan Lapas Mojokerto. Suhartono, yang biasa akrab dipanggil Mas Nono, tak kuasa menahan haru. Surprise buatnya, dan buat penghuni lapas lainnya, yang mengelu-elukan nama Prabowo-Sandi, dan sesekali ditimpali suara takbir. Sandi membalas pekik penghuni lapas itu dengan senyum khasnya, senyum lebarnya hingga kelopak mata menyempit, dan lambaian tangan.
Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno menjenguk Kepala Desa Sampangagung Suhartono (Nono) di Lapas Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (2/1).
Siapa sebenarnya Mas Nono itu hingga Sandi harus bersusah payah menjenguknya? Suhartono adalah Lurah Desa Sampang Agung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Saat Sandi melakukan roadshow ke pusat wisata Pacet, 21 Oktober 2018, Suhartono menyambut Sandi dengan sukacita. Dia dinyatakan bersalah, karena sebagai aparat pemerintah mendukung cawapres nomor urut 02. Karenanya, dia harus mendekam di lapas.
Maka sisi kemanusiaan seorang Sandi pun tampak dalam kunjungannya itu. Mas Nono tampak semringah atas kunjungan yang tak disangka-sangkanya. Dia lirih mengucapkan terimakasih atas kunjungan cawapres Sandi. Dan Sandi pun mengucapkan terima kasih atas dukungan beliau sehingga harus menerima nasib demikian. Sandi mendoakan agar secepatnya bisa keluar dari tahanan.
Sisi kemanusiaan yang ditampakkan Sandi ini secara psikologis jangkauan edarnya akan luas, tidak saja pada Mas Nono dan keluarganya, tapi juga bagi penduduk Pacet Mojokerto khususnya, bahkan secara umum menembus wilayah yang lebih luas. Di benak masyarakat muncul rasa simpati, bahwa ada kepedulian calon pemimpinnya pada nasib seseorang yang disimbolkan oleh sosok Suhartono.
Tampaknya Sandi akan terus mengeksplor kelebihan yang dimilikinya, dan itu bagian dari strategi, bukan saja untuk pemenangan pilpres semata, tapi itu akan menampakkan bentuk seorang Sandi yang tidak kering dengan gagasan-gagasan untuk membangun negeri ini dengan berbagai variabel yang dimungkinkan. Dan kita akan terus bersabar melihat munculnya sosok pemimpin masa depan untuk Indonesia maju, adil-makmur dan berperadaban.
*) Pemerhati Sosial