Oleh: Hasanul Rizqa, Jurnalis Republika
Mendiang sejarawan dan budayawan Kuntowijoyo pernah menulis pada pertengahan 1985-an tentang bangkot dan tumbuhnya kesadaran umt Islam Indonesia. Dalam kajiannya itu dia mencoba memetakan tahap-tahap kesadaran sosial umat Islam di Indonesia. Menurutnya, ada tiga era, yang masing-masing dinamakannya periode mitos, periode ideologi, dan periode ilmu.
Periode pertama terjadi ketika umat Islam berada dalam situasi hierarkis kawula (petani) dan wong ageng(raja/istana). Ini terutama sejak jatuhnya kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Sejak permulaan abad ke-17 hingga akhir abad ke-19, umat Islam di Nusantara hanya subordinan dalam konstelasi politik-sosial.
Kesultanan Demak berkarakter maritim dan kosmopolitan. Bahkan, raja pertamanya, Raden Patah, disebut-sebut memiliki darah Cina. Demak sendiri merupakan kota pelabuhan penting di Jawa. Namun, masa hidup Kesultanan Demak hanya setengah abad. Maka wajarlah umat Islam belum mampu mengorganisasikan diri mereka. Paling-paling, mereka mengelompok di belakang pribadi-pribadi karismatik, semisal kiai atau haji.