Senin 18 Mar 2019 11:10 WIB

Conolliyyah: Apakah akan Menjadi Mahzab Politik Baru?

Apakah tindakan menimpuk telur kepada politisi Australia akan ditiru di Indonesia

Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.
Foto: AP
Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.

Oleh: Teguh Setiawan, Jurnalis Senior

Namanya Will Conolly, usianya mungkin belum cukup 17 tahun. Anak Aussie ini "bener-bener", bukan hanya karena keberaniannya yang luar biasa memecahkan telur di kepala botak seorang anggota Dewan Australia Fraser Anning, tapi tweet di akun pribadinya memperlihatkan kualitas pribadinya lebih luar biasa.

"... this was the moment when I felt so proud to exist as a human being. Let me inform you all guys, muslims are not terrorists and terrorism has no religion. All those who consider Muslims a terrorist community, have empty heads like Anning...!"

(Inilah momen ketika saya merasa bangga dengan eksistensi saya sebagai manusia. Ku tegaskan pada kalian coy, Muslim bukanlah teroris dan terorisme tidak punya agama. Siapa saja yang beranggapan bahwa Muslim adalah kumpulan para teroris, maka dia tak punya otak seperti kepala Anning yang kosong......!)

Kita patut khawatir, bahwa dunia, terutama Indonesia, akan dilanda "Conolly Effects". Yaitu aksi pelemparan telur ke jidat mengkilat para politikus yang omong sembarangan.....

Madzhab Conolliyyah, sepertinya akan segera muncul, ke mana-mana mereka akan selalu membawa telur.....! Dan tanda-tandanya pun sudah terlihat. Banyak pihak di Indonesia memang murka pada ‘iguan’ Frasser Aning. Ormas Islam seperti Nahdaltul Ulama pun dengan terang menyatakan tersinggung akan omongan ngaconya.

Melalui Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menanggapi sikap dan pernyataan senator dari Queensland, Fraser Anning. Dia mengecam si-politikus Australia itu yang baru-baru ini menyalahkan kaum Muslimin atas aksi terorisme di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang terjadi pada Jumat (15/3) lalu.

Menurut Helmy, pernyataan Anning itu tidak berdasar sama sekali. "Pernyataan Anning adalah pernyataan tendensius dan tidak mendasar sama sekali. Pernyataan tersebut tidak berdasarkan fakta dan pernyataannya adalah rasis," jelas Helmy Faishal Zaini, Ahad lalu.

Selanjutnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pun menuntut Senator Australia, Fraser Anning meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya yang menyalahkan Muslim sebagai penyebab aksi teror, Brenton Tarrant membunuh jamaah masjid di Christchruch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3) lalu. Oleh karena itu, PBNU akan mendesak pemerintah melayangkan protes keras atas pernyataan senator Australia yang mengatakan seperti ini: "Penyebab sebenarnya dari pertumpahan darah di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru."

Nah, apakah soal lempar telur di kepala politisi ngawur akan ikut menjadi tradisi di sini. Apakah akan ada mahzab Colonilliyah?

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement