Jumat 12 Jul 2019 09:30 WIB

Koperasi Perunggasan; Cara Peternak Melawan Kapitalisme

Kekuatan koperasi perunggasan bertumpu pada para anggotanya, yakni peternak

Red: Karta Raharja Ucu
Peternak memberi makan ayam petelur di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Jumat (28/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Peternak memberi makan ayam petelur di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Jumat (28/6).

Problematika industri peternakan unggas yang saat ini sering mencuat adalah terjadinya disparitas harga di tingkat kandang dengan di tingkat konsumen yang terlalu lebar. Akibatnya terjadi gejolak di masyarakat perunggasan, terutama di kalangan peternak.

Salah satu faktor penyebabnya adalah jalur distribusi yang terlalu panjang dan berbelit, ditambah lagi sentra-sentra produksi produk unggas banyak tersebar di pedesaan, sementara masyarakat konsumen terbesar berada di pusat-pusat kota di Indonesia. Di sinilah para pedagang pengumpul, bakul dan pedagang ayam memainkan perannya.

Peternak yang tidak memiliki sarana transportasi dan jalur akses menembus pasar konsumen produk unggas, posisi tawarnya akan rendah di hadapan para bakul, pedagang dan tengkulak. Solusi jitu yang dapat ditawarkan mengatasi masalah tata niaga distribusi ini adalah dengan pembangunan koperasi di kalangan peternak ayam.

Pada bulan Juli ini, adalah momen yang tepat sekaligus sebagai peringatan atas hari ulang tahun koperasi pada 12 Juli. Semangat berkoperasi harus digelorakan di kalangan pelaku perunggasan di Indonesia.