REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI
"Kelemahan terbesar kita adalah menyerah. Cara paling pasti untuk sukses adalah mencoba sekali lagi” – Thomas Alfa Edison
Dunia terus berubah, persaingan semakin ketat, tuntutan pelanggan serta lingkungan dan dunia industri apapun juga berubah dengan cepat. Hal ini menyebabkan organisasi harus mau melakukan perubahan untuk dapat menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat.
Perubahan lingkungan yang cepat ini berlaku juga di dunia zakat. Saat ini dunia zakat menuntut OPZ dan amil untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan gerakan zakat agar bisa terus eksis, bertahan dan maju ke depan. Untuk itu OPZ dan amil harus lincah atau agile.
Kelincahan personal maupun organisasi diperlukan untuk menghadapi sejumlah tantangan yang terjadi di dunia zakat maupun sektor bisnis secara umum. Tantangan bisnis ini adalah adanya VUCA. VUCA yang merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi di dunia bisnis terkini. Istilah ini awalnya diciptakan oleh militer Amerika untuk menggambarkan situasi geo-politik saat itu. Namun karena kesamaan makna, maka istilah VUCA kini diadopsi oleh dunia bisnis.
Siap Sedia Sebelum Hujan Tiba
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) tak bisa lepas dari situasi VUCA. Volatility yang berarti bergejolak dalam dunia zakat menunjukan ada perubahan dinamika yang sangat cepat dalam berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik. Perubahan ini bisa bersifat mikro, meso maupun makro.
Perubahan yang tak bisa dihindari misalnya adanya perubahan regulasi UU Pengelolaan Zakat dan seluruh aturan turunannya. Selain itu, munculnya tuntutan publik agar OPZ bisa semakin menunjukan integritasnya, transparan dan semakin efektif mengelola program-program yang dikelolanya yang sebagian besarmya bersumber dari dana publik dalam bentuk zakat, infak dan sedekah.
Uncertainty yang berarti ketidakpastian bermakna sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Dunia zakat yang seolah landai, datar tanpa gejolak bukan berarti tanpa dinamika.
Ada beragam peristiwa yang terjadi, yang menjadi petunjuk awal bahwa tak semua yang tampak datar tanpa masalah. Ada sejumlah kompleksitas yang terjadi di dunia zakat yang muaranya berasal dari soal legalitas.
Beberapa lembaga zakat yang tadinya berstatus sebagai LAZ tingkat nasional, ternyata dengan adanya perubahan UU pengelolaan zakat, hingga hampir 5 tahun ini belum memiliki legalitas yang jelas. Beberapa OPZ akhirnya berikhtiar menemukan jalan atau solusi masing-masing, misalnya dengan memecah lembaganya menjadi lembaga kemanusiaan, menjadi lembaga pengelola wakaf, hingga terus berusaha melakukan pendekatan-pendekatan pada regulator untuk diberikan izin dan legalitas.
Adapun complexity adalah adanya hambatan dan kendala-kendala organisasi, termasuk di dalamnya adanya kemungkinan gangguan dan kekacauan yang bisa menerpa sebuah OPZ. Sejumlah gangguan atau hambatan organisasi cukup beragam kondisi dan bobotnya.
Masing-masing lembaga memiliki tingkat ujiannya masing-masing. Ada yang memiliki kendala dari sisi legalitas, SDM, sistem atau teknologi IT dan sebagainya. Situasi ini tambah runyam ketika musim audit tiba, ada audit keuangan, audit ISO, audit syariah maupun audit lembaga.
Adapun Ambiguity didefinisikan sebagai ketidakjelasan yang maknanya adalah sebuah situasi atau keadaan yang terasa mengambang dan kejelasannya masih dipertanyakan. Dalam dunia zakat saat ini, ambiguity ini dapat mengarah pada peran-peran masing-masing pihak di gerakan zakat yang masih belum jelas ke
depannya. Keinginan elemen gerakan zakat misalnya, ada pemisahan yang jelas dari fungsi regulator dan eksekutor di dunia zakat. Bila ini terjadi, situasinya dipandang akan lebih kondusif dan menciptakan iklim positif bagi gerakan zakat Indonesia.
Hari-hari ini, OPZ maupun amil di gerakan zakat Indonesia masih terus berjuang untuk tetap bertahan dan tetap eksis dalam kepungan situasi VUCA. Harus diakui, kita tidak bisa mengubah VUCA yang saat ini terjadi. Tugas kita justru menyiapkan agar kita dan tim kita siap menghadapi VUCA yang terjadi.