REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Geisz Chalifah
Nama Anies Baswedan kembali masuk target. Dengan menuding relawan kemanusiaan membawa batu di dalam ambulans, mereka dijadikan tertuduh dan ingin dihantam sekeras-kerasnya sebagai perusuh. Kejadian pada 25 September 2019 itu membuat nama Anies menjadi sasaran lantaran ambulans yang diduga membawa batu dan membantu para demonstrans adalah milik Pemprov DKI.
Video yang menyorot ada ambulans milik Pemprov DKI yang diamankan polisi segera menyebar. Tudingan keras dilontarkan akun polisi dan para buzzer yang beradu cepat dengan waktu. Petugas di dalam ambulans dipersekusi bahkan dianiaya dan mendapatkan pukulan.
Para buzzer membangun narasi di media sosial; Anies terlibat!
Sayangnya, ambulans yang ada tulisan "DKI" dan diserang bukan hanya milik Pemprov DKI saja. Empat dari lima ambulans yang dituding membawa batu adalah milik PMI.
Fitnah salah sasaran. Skenario berantakan. Buzzer Denny Siregar dan kawan-kawannya sebagai pelaksana order media sosial gagap. Pelaksana lapangan bingung, ada Wapres Jusuf Kalla yang jadi Ketua PMI. Mereka pun ramai-ramai menghapus jejak digital dengan captions berisi cacian dan fitnah.
Bila lima ambulans itu milik Pemrov DKI, wallahu a'lam apa jadinya.