REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mohamad Soleh, Konsultan Manajemen Kinerja & SDM Unggul
Saya ingat sekali di pertengahan 2009, kami rapat dengan Erick Thohir dan jajaran para pimpinan perusahaan beliau untuk membahas tentang visi holding company-nya. Mau dibawa ke arah mana perusahaan-perusahaan mereka, juga membahas strategic planning-nya, merancang indikator-indikator kinerja buat seluruh perusahaan perusahaan Mahaka Group dan merancang tentang pengelolaan sistem manajemen kinerja yang efektif buat seluruh anak perusahaannya.
Setelah itu, kami dipercaya untuk mengelola. Awalnya men-setting hanya tiga perusahaan, lalu bertambah menjadi 11 anak perusahaannya, hingga akhirnya bertambah lagi kepada holding lainnya, sehingga total ada sekitar 22 perusahaan yang sudah kami bantu dalam men-setting dengan manajemen kinerjanya perusahaan-perusahaan di bawah Grup Mahaka dan beyond Media Group.
Nah dari sini sepertinya konsistensi dan disiplinnya Pak Erick Thohir dalam mengelola manajemen kerja yang secara periodik setiap bulannya para pimpinan perusahaan beliau mempresentasikan hasil pencapaian kinerja mereka, lalu mengajukan solusi-solusi high impact low cost dari setiap masalah menghadapi setiap bulannya. Dengan begitu, Pak Erick tinggal menetapkan atau memutuskan langkah-langkah strategis berikutnya yang perlu dilakukan setiap bulannya oleh pimpinan dan tim kerja perusahaannya. Hal tersebut dilakukan hingga sekarang.
Artinya, sudah hampir 10 tahun Pak Erick sudah menjalankan secara disiplin, me-review kinerja perusahaan-perusahaan tersebut setiap bulannya. Jadi wajarlah dan sangatlah layak ketika beliau menjadi seorang Menteri BUMN. Yaitu, memimpin Kementerian yang bertanggung jawab untuk memastikan kinerja setiap BUMN itu bagus dan bisa mensejahterakan rakyat Indonesia.
Baca Juga: Segudang Pengamalan Erick Thohir Bekal Menjadi Menteri BUMN
Dari sini, maka sepertinya Pak Erick Tohir bisa menduplikasi cara kerja beliau dan konsistensinya untuk memastikan Setiap perusahaan perusahaan BUMN itu melaporkan kinerja mereka berbasis KPI dan kompetensi setiap bulannya kepada Kementerian BUMN yang dipimpinnya. Sehingga bisa terpantau dengan detail dan seksama dan secara Dini ditemukan masalah dan ada upaya perbaikan Berkelanjutan yang terus terjadi setiap bulannya.
Bila hal ini terjadi secara konsisten, maka perusahaan-perusahaan BUMN di masa depan akan jauh lebih baik lagi dan lebih sehat lagi. Tidak hanya 25 atau 50 yang sehat, tapi lebih daripada itu, semua BUMN.