REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Geisz Chalifah
Kita pernah bersama bermimpi, dengan segenap ikhtiar, dengan segenap kemampuan. Dengan doa dan tak jarang pula air mata, lalu kita lampaui mimpi itu secara bersama.
Engkaulah inisiator awal dari mimpi yang tadinya jauh dari kemungkinan lalu akhirnya menjadi kenyataan.
Kau menghadapi konflik yang bukan pertarunganmu, kau hadir di tengah manusia yang saling memusnahkan untuk menolong semua korban. Tak peduli kalau itu pun akhirnya akan mengambil nyawa di badan.
Kau ajarkan kami tentang keberaniandalam arti yang sesungguhnya. Keberanian untuk menyelamatkan nyawa manusia bukan untuk saling memusnahkan.
Kau tak pernah ragu dalam setiap tindakan bahkan bila nyawa pun menjadi taruhan, tetapi kau selalu resah pada konflik antar umat yang melemahkan perjuangan. Kita pernah bersama marah pada mereka penebar fitnah, kita hadapi mereka secara jantan walau pada akhirnya terbukti, mereka terlalu pengecut untuk berhadap-hadapan, bahkan hanya sekedar dalam forum dialog.
Tegarlah kawan, bersabarlah teman, bila ribuan desing peluru, bila bom yang meledak setiap waktu tak menyurutkan langkahmu, maka kali ini kami berharap: Bersemangatlah, hiduplah, tersenyumlah, masih banyak mimpi yang harus kita dilalui dan keberadaanmu adalah tiang penopang dari segala imaginasi yang kemudian hadir menjadi kenyataan.
Hidup dan sehatlah kawan.
Ya Robbana, ada ribuan manusia yang berdoa untuk kesembuhan hambamu yang menjadi contoh kebaikan dari jutaan kemunafikan mereka para pembual yang menampakkan wajahnya tanpa rasa malu.
Semoga doa ribuan manusia itu menjadi jalan untuk kesembuhan satu dari sedikit manusia baik di republik ini yang masih tersisa.