REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bencana alam tentu menyisakan duka yang mendalam. Tidak hanya karena banyak korban yang meninggal dan terluka, namun juga orang-orang yang kehilangan keluarga dan harta benda. Seperti para korban longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kini, para korban yang hidup tinggal di beberapa lokasi pengungsian dan membutuhkan penanggulangan secara baik agar dapat kembali ke kehidupan normal. Bagaimana dengan pelan-pelan mampu menghilangkan trauma atas kejadian yang menimpa.
Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga yang digandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Tengah menggelar hiburan bagi pengungsi berupa layar tanjleb yang memutar film-film pendek Purbalingga selama dua malam di dua lokasi pengungsian.
Pada Jumat malam, 26 Desember 2014 di Posko Pengungsian TPQ Ngaliyan, Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar, sementara malam berikutnya, Sabtu, 27 Desember 2014 di Posko Pengungsian SD Negeri 2 Binangun, Desa Gintung, Kecamatan Karangkobar.
"Fileme lucu-lucu gawe ngguyu, merga nganggo basa ngapak si dadi kepenak dingerteni (Filmnya lucu-lucu membuat tertawa, karena pakai bahasa ngapak/Banyumasan jadi gampang dimengerti-red)," ujar Budianto (38 tahun), salah satu pengungsi.
Hampir seluruh film-film pendek produksi anak-anak muda Purbalingga berbahasa Jawa Banyumasan, sebagian besar diantaranya telah berprestasi di tingkat nasional. Karena itu harus mampu diakses siapapun termasuk untuk sekedar memberi hiburan di tengah kedukaan pengungsi longsor Banjarnegara.
Menurut salah satu pegiat CLC Purbalingga Canggih Setyawan mengatakan, tidak banyak hal yang bisa diberikan komunitas filmnya di Purbalingga bagi korban longsor Banjarnegara. "Karena yang kami punya karya film, ya bagaimana film-film kami bisa dipertontonkan sebagai hiburan warga yang sedang terkena musibah," ungkapnya.
Sementara Koordinator FPRB Jawa Tengah, Hengki Sutrisno mengungkapkan, pemutaran film sangat bermanfaat bagi para korban bencana tanah longsor. "Nonton bareng di lokasi pengungsian mampu menjadi refresing bagi para korban dan semoga bisa sedikit meringankan beban mental para korban," tuturnya.