Rabu 06 May 2015 17:54 WIB

Menangkap 'Api Semangat' yang Menyalakan Harapan

Komunitas Syamsi Dhuha Foundation (SDF) Bandung.  (foto : dok. SDF)
Komunitas Syamsi Dhuha Foundation (SDF) Bandung. (foto : dok. SDF)

REPUBLIKA.CO.ID, “Alhamdulillah sangat bermanfaat bagi kami untuk tetap semangat hidup berdampingan dengan Lupus. Saya sempat ragu dengan cita-cita saya untuk menjadi dosen. Tapi setelah pertemuan ini, saya mulai merajut kembali harapan itu. Terima kasih atas sharing yang luar biasa,” kata Rully, salah seorang penderita lupus dari Malang, Jatim.

 

Dikatakan Ketua Syamsi Dhuha Foudation (SDF) Dian Syarif, tatkala tergerak untuk berbagi,  maka luar biasanya, saat itu, juga bisa dibagi. “Betapa tidak, karena justru banyak sekali pembelajaran yang kita dapatkan dari setiap orang yang kita temui dan setiap hal yang kita ikhtiarkan,” ujarnya.

Begitulah cara Tuhan mengajari setiap orang melalui ruang kelas yang tak berdinding, jam pelajaran yang tak terbatas dan mata pelajaran yang beragam. Firma-Nya benar dan Janji-Nya pun benar, seiring dengan kesulitan, ada kemudahan. Selalu dapat ditemukan jalan ke luar di setiap celah sempit yang diupayakan.  

 

Ada semangat yang menyala dari Pulau Dewata. Di Yogya ada kerelaan untuk diatur Sang Maha Bijaksana walau kenyataan tak sesuai impian, tetap saja berlantun “Allah itu baik... Allah itu baik... Allah itu baik... itu baik kepadaku,” katanya, Rabu (6/5).

Tak mudah patah tak mudah menyerah untuk perbaiki kondisi yang ada. Tetap berharap angin sejuk akan berhembus di Yogyakarta yang panas. Kesulitan dihadapi dengan tenang dan ketegaran pun dibangun “Tak pupus oleh Lupus, semangat terus....” seru para sahabat dari Malang.

Betapa api semangat itu menyala dimana-mana, terbingkai oleh harapan dan doa. “Hal itu kutemui pula saat berkesempatan untuk menengok sahabatku mbak Tarie di Yogya yang tengah berjuang menghadapi penyakitnya, tetap bersemangat tuk upayakan kesembuhan,” kata Dian.

 

Kebersyukuran itu bertambah setibanya di Bandung, betapa angin sejuk itu selalu terasa, walau Bandung memang sudah tak dingin lagi. Ketulusan cinta para sahabat yang selalu setia bahu membahu berjuang bersama memberi makna pada kehidupan ini, menjadi embun penyejuk itu.

Segera kukirimkan buku animasi ‘Luppy Sahabtku yang Nakal’, bagi sahabat2 kecilku di Temanggung dan Jember agar mereka tak kehilangan keceriaan masa kecilnya dan tetap bisa bermimpi untuk bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan. Tak ada lagi tetes air mata ibunda yang jatuh, khawatirkan masa depan mereka karena Sang Maha Kasih pasti akan selalu menjaga dan memberikan yang terbaik bagi mereka. Segera kutebarkan ajakan tuk turut peduli kepada mereka yang masih belum bisa sepenuhnya berobat, sebagai refleksi kebersyukuran pula dari mereka yang menikmati sehat.... Please vote, my friends J (DSP).   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement