Senin 14 Mar 2016 14:17 WIB

Empat Komunitas Aksi Bersih Sungai Karang Mumus

Membersihkan sampah di sungai Kalimas, Surabaya, Jatim. (ilustrasi)
Foto: Antara
Membersihkan sampah di sungai Kalimas, Surabaya, Jatim. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA --  Empat komunitas di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad, terlibat dalam Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus atau GMSS-SKM membersihkan sungai dari sampah yang mengapung maupun yang berserakan di tepi.

"Alhamdulillah, makin hari makin banyak komunitas maupun perorangan yang membantu kami memungut sampah. Bahkan anak-anak di sekitar bantaran SKM juga sering membantu," ujar Ketua GMSS-SKM Samarinda, Misman di Samarinda, Ahad.

Empat komunitas itu adalah Komunitas Wiraswasta, Sahabat Samarinda, Bonek Borneo, dan Warkop Care.

Ditemui seusai membantu menaikkan puluhan kantong plastik berisi sampah hasil pungutan mereka, Misman menuturkan aksi ini sebenarnya hanya merupakan rangsangan, motivasi, sekaligus mendidik warga untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Menurutnya, sungai merupakan kekayaan luar biasa yang harus dipelihara karena manfaatnya sangat besar dan bisa mendatangkan pendapatan bagi daerah.

Di kota atau negara lain, lanjutnya, pemerintah rela mengeluarkan biaya tinggi untuk membuat sungai di tengah kota agar anak-anak bisa menikmati alam terbuka, sekaligus bisa menjadi objek wisata andalan, seperti sungai buatan di Seoul, Korea Selatan, dan kanal di Amsterdam, Belanda.

Sedangkan di Bangkok, terdapat sungai alami yang cukup panjang hingga mencapai 372 km, yakni Sungai Chao Phraya. Meski sungai itu panjang, tetapi terpelihara sehingga keindahannya mampu menarik wisatawan yang otomatis berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan menghasilkan pendapatan bagi daerah setempat.

"SKM memiliki panjang kurang dari 40 kilometer, sehingga secara matematis lebih mudah dalam merawatnya. Ini hanya butuh visi dan komitmen kita. Saya yakin SKM ke depan bisa lebih indah dan mendatangkan rizki bagi masyarakata maupun pemerintah," katanya.

Untuk mencapai keindahan di masa mendatang, lanjut dia, memang tidak bisa seperti main sulap, tetapi harus dilakukan secara perlahan. Yakni mulai saat ini harus secara perlahan membebaskan dari sampah.

"Apabila SKM sudah bebas dari sampah, maka akan banyak ide muncul dalam menata keindahan berikutnya. Saya rasa semua warga Samarinda sepakat ingin memiliki sungai yang indah dan menjadi destinasi wisata, karena kondisi ini akan memakmurkan warga setempat," katanya.

Sementara itu, Ichang Karyono, salah seorang anggota Bonek Bernoe yang turut memungut sampah, mengatakan biasanya kelompok ini turun ke SKM rata-rata 10 orang, tetapi karena Minggu ini banyak yang punya kesibukan, sehingga hanya empat anggota Bonek yang membantu GMSS-SKM memungut sampah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement