REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tepat satu pekan setelah banjir melanda Kabupaten Bandung. Banjir yang sebelumnya menggenangi Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Banjaran, kini telah surut. Namun, peristiwa banjir tahunan tersebut menjadi inspirasi dalam dunia seni teater.
Longser Injuk, grup seniman teater di Bandung, membingkai peristiwa banjir Kabupaten Bandung menjadi sebuah pertunjukan teater yang menghibur.
"Kita membuat ini untuk menghibur saja, karena kan tentu ada kejenuhan selama masyarakat merasakan daerahnya kebanjiran," tutur pendiri Longser Injuk, Agus Injuk, kepada Republika.co.id, usai pentas di GOR Uniba, Baleendah, Ahad (20/3) malam.
Melalui pentas itu, Agus mengatakan, para seniman ingin memberikan hiburan yang diisi kejenakaan dan nilai-nilai edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dari diri sendiri.
Lewat pemeran utama dalam pentas itu, Ki Demang, masyarakat diberitahu soal cara-cara atau persiapan yang seharusnya dilakukan untuk menghadapi bencana banjir.
"Ini penontonnya dari berbagai kalangan tadi, ada dari relawan, pengungsi, kita menghibur saja," kata dia.
Bagi Agus, persoalan banjir yang selalu melanda Kabupaten Bandung selama bertahun-tahun harus diselesaikan secara bersama. Mulai dari warga sampai pemerintah. Warga harus memulai hari-harinya dengan tetap menjaga kebersihan lingkungannya dan melakukan upaya-upaya kecil seperti kerja bakti.
"Karena semuanya tidak bisa diserahkan ke pemerintah," tutur dia.
Pentas teater berjudul "Banjir Kacinta" ini dimainkan oleh 20 orang dan dimeriahkan oleh bintang tamu Aa Jimmy. Selain itu, iringan musik sunda dalam pentas tersebut diisi oleh Dodi Satya Eka Gusdiman. Penyelenggaraan pentas ini dikerjasamakan dengan Forum Ranah Senimah Kabupaten Bandung (Ridwan CH Madris).
"Semoga tahun depan tidak lagi seperti ini. Karena ini kan sudah bertahun-tahun kayak gini. Masyarakat harus sadar bencana," ujar dia.