REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Dua komunitas di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, melakukan aksi bersih Sungai Karang Mumus dalam menyongsong Peringatan Hari Bumi Internasional pada 22 April. Gerakan ini sebagai bentuk ajakan ke warga untuk tidak mencemari bumi.
"Hari ini saya kembali bersyukur karena dibantu oleh dua komunitas memungut sampah di sungai, yakni Komunitas Sahabat Samarinda dan Rumah Zakat Samarinda," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Misman di Samarinda, Ahad.
Saat memberikan pengarahan sebelum turun memungut sampah di SKM, Misman mengatakan, kepada mereka bahwa sampah yang diprioritaskan dipungut adalah plastik, kaleng dan sampah lain yang tidak terurai.
Sementara sampah daun, enceng gondok dan berbagai sampah lain yang mudah terurai tidak perlu dipungut karena bisa jadi enceng gondok menjadi tempat bersembunyi ikan dan bisa dimakan oleh ikan tertentu.
"Jika ada sampah berat yang tidak bisa dinaikkan ke atas perahu seperti lemari, kasur, dan ban mobil yang dibuang warga, maka cukup diikat di perahu dan ditarik ke pinggir, kemudian dikumpul di posko penumpukan sampah," katanya.
Soal membuang sampah hasil pungutan dari SKM, kata Misman, tidak perlu dikhawatirkan karena pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda sehingga DKP yang akan membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir.
Misman juga berpesan agar kegiatan membersihkan lingkungan maupun memungut sampah di SKM tidak dilakukan hanya di momen tertentu seperti bertepatan dengan Hari Sampah, Hari Air atau Hari Bumi. Tetapi kegiatan itu harus dilakukan setiap hari demi menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan.
Koordinator Aksi dari Rumah Zakat Aditya Firmansyah mengatakan, sepanjang April 2016, Rumah Zakat yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki program bakti sosial untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
"Selain 10 orang dari Rumah Zakat yang memungut sampah di SKM, ada juga beberapa teman yang melakukan bakti sosial di Stadion Sempaja. Kegiatan ini sebenarnya memiliki target mendidik dan mengajak warga Samarinda tidak membuang sampah sembarangan dan tidak mengotori bumi," kata Aditya.