Senin 25 Apr 2016 15:28 WIB

Komunitas Deklarasi Penggunaan Medsos untuk Kepentingan Nasional

Proklamasi penggunaan media sosial untuk kepentingan nasional.
Foto: dok: Relawan Komunitas Peduli ASEAN bersama Komunikonten
Proklamasi penggunaan media sosial untuk kepentingan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Komunitas Peduli ASEAN bersama Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi) dan sejumlah pegiat media sosial membentangkan spanduk besar tentang proklamasi penggunaan media sosial untuk kepentingan nasional.

Acara yang berlangsung di ajang Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day), Ahad (24/4) kemarin berhasil menarik minat ratusan pengunjung.

Aksi dimulai pukul 06.00 WIB hingga 09.30 WIB dengan melalukan orasi sambil berjalan dari Gedung Sarinah, kemudian berhenti disamping Bunderan HI untuk penandatangan proklamasi.

“Medsos untuk kepentingan pribadi itu bagus, kalau digunakan untuk kepentingan organisasi juga bagus, namun jika digunakan untuk kepentingan nasional tentu lebih bagus, bela negara tugas semua. Senjata adalah medsos (media sosial,red), itu salah satu pesan dari Proklamasi ini," jelas Hariqo Wibawa Satria yang juga Direktur Eksekutif Komunikonten dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin. 

Hariqo mengatakan, proklamasi bertujuan meningkatkan kolaborasi pengguna media sosial untuk membela kepentingan nasional, melawan separatisme dan radikalisme, mempromosikan pariwisata, kuliner dan produk-produk lokal Indonesia.

"Saling kritik antarkita di medsos itu biasa, meski ada batasnya. Saya sangat optimis kolaborasi pengguna medsos akan semakin meningkat, sekarang ini auranya optimis, spiritnya kolaborasi dan inginnya berbagi," ungkap Hariqo yang juga alumnus jurusan Diplomasi Internasional dari Universitas Paramadina ini.

Sementara Hafyz Marhal, salah satu panitia proklamasi menjelaskan, sebelum kegiatan ini pihaknya lebih dulu mengadakan diskusi di Kantor Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta pada 22 April 2016.

“Diskusi di GP Ansor banyak sekali memberi insipirasi pada kegiatan ini, intinya medsos bebas digunakan oleh penggunanya, namun jangan lupa dengan tugas kita menjaga keutuhan NKRI, membela kepentingan nasional," kata Hafyz.

Nurul Hidayah, salah satu penandatangan proklamasi mengaku bahagia.

“ini mengingatkan kita dulu pada Proklamasi 1945, namun sekarang tantangannya berbeda, harus kita hadapi, ini pertama kali saya menandatangi proklamasi”, ungkap Nurul Hidayah yang datang dari Tangerang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement