REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang ComicFest ID 2016 yang berlangsung selama dua hari di akhir pekan kemarin benar-benar menjadi ajang bertemu dan berkreasi para komunitas pecinta komik dan cosplayer tanah air. Mereka berbondong-bondong hadir menampilkan karya dan ekspresi diri.
Tak jarang dari mereka yang telah mempersiapkan diri sejak lama untuk bisa hadir di acara tersebut.
Diantaranya adalah tiga sahabat, Afiana Qanita (20), Ika Andiyaningsih (18) dan Ariq Muhammad (19). Mereka bertiga kompak sebagai cosplayer tokoh "Tawur" di komik karya komikus C Suryo Laksono.
“Awal mula kami memilih menjadi cosplayer tokoh Tawur dikarenakan kami bertiga dulunya memang bersahabat saat di SMA dan senang membaca komik. Dari waktu SMA pingin jadi cosplayer tapi gak ada yang sesuai dengan karakter kita,” ujar Ika Andiyaningsih yang lebih awal mengajak kedua temannya untuk memerankan tokoh cosplay Tawur.
Dibanding memilih karakter komik luar, bagi ketiganya memerankan karakter komik lokal justru memberi kesenangan tersendiri.
“Kami bangga menjadi cosplayer Tawur, selain cocok dengan karakter kita, ini juga untuk memajukan komik Indonesia, dan kostum yang digunakan pun very simple, mudah di dapat. Seperti kupluk, wig, jaket, dan selebihnya seragam SMA ini," kata Afiana.
Kemeriahan acara komunitas juga hadir pada ajang lomba cosplay yang berlangsung di hari kedua, Ahad (29/5). Karakter Gatot Kaca dalam komik Garudayana karya Is Yuniarto yang di-cosplay-kan Kevin Oinky menjadi juara I lomba cosplay pada event ComicFest ID 2016.
Untuk pemenang kedua, Igi the Zahat, juga dari komik Garudayana yakni karakter Antareja. Sementara juara 3 jatuh ke tangan Mei Linn, yang memainkan karakter Shinta dari komik the Grand Legend Ramayana juga karya komikus Is Yuniarto.
Sebelumnya, para cosplayer kece dari empat negara ikut bermain dalam cabaret the Grand Legend Ramayana, kemarin. Mereka antara lain Liui Aquino (Filipina), Ying Tze (Malaysia), dan Orochi X (Australia) serta cosplayer Indonesia seperti Pinky Lu Xun, Naru, Erlan, Franzeska Edelyn, Matcha Mei, Clarissa Punipun, dan Jeanice Ang.
Kemeriahan tersebut menjadi bukti kebangkitan karakter lokal dalam komik Indonesia.