Selasa 28 Jun 2016 17:49 WIB

'Indonesia Raja 2016: Bandung' di Hangout Bistro Purbalingga

Red: Hazliansyah
Diskusi Banyak CLC Purbalingga
Foto: dok: clc purbalingga
Diskusi Banyak CLC Purbalingga

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Program berjejaring Indonesia Raja kembali hadir di tahun 2016. Program yang diinisiasi Minikino ini merupakan kolaborasi antarwilayah Indonesia dalam bentuk pertukaran program film pendek. Tahun ke-2 ini melibatkan kerja 17 programmer dari 15 wilayah/kota.

 

Salah satu adalah dari Purbalingga dengan programmer dari CLC Purbalingga. Selanjutnya, CLC mempertemukan film-film pendek Indonesia tersebut dengan penontonnya dengan cara memutar dan mendiskusikannya, pada Jumat malam, ba'da Tarawih, 17 Juni 2016 di Hangout Bistro Purbalingga.

 

Sekitar 30-an penonton dari kalangan pelajar, mahasiswa dan umum memadati lantai II kafe yang terletak di jantung kota Purbalingga. Ada lima film pendek yang diputar dari program "Indonesia Raja 2016: Bandung".

 

Dikutip dari Republika.co.id, film pertama berjudul "Pulang" sutradara Putri Rienda Haifa, "Lapar" sutradara Dendie Archenius, "Montage of Edelweiss" sutradara Irvan Aulia, "Lie=Pray" sutradara Pria Yudi Pamungkas, dan "Angan" sutradara Shadiq Hassan Heyder.

 

Salah satu penonton, Dalpin mengungkapkan pengalaman baru menonton film-film pendek. “Saya cukup tertarik dengan film berjudul Pulang. Meski minim visual namun dengan audio, film pendek ini mampu bercerita tentang banyak hal,” ujar mahasiswa Amikom Purwokerto saat diskusi.

 

Lain lagi dengan Pitho, mahasiswa ISI Yogyakarta yang sedang memproduksi film pendek untuk tugas kuliahnya. Ia mengkritisi teknis di film "Lapar" yang menurutnya banyak angle kamera yang jumping.

"Tapi saya tertarik dengan gerakan-gerakan kamera di film Montage of Edelweiss, konsepnya seperti film yang sedang kami garap," jelasnya.

 

Film-film di program "Indonesia Raja 2016: Bandung" dengan programmer Albertus Wida Wiratama ini cukup beragam. Mulai dari konten dan teknis yang dinilai penonton sederhana hingga yang rumit.

 

Sementara dari kalangan pelajar, Aziz Reza mengomentari film berjudul Lie=Pray. “Menurut saya, ini film eksperimental. Secara visual mungkin sulit diartikan, saya coba mengartikan ya dari judul, bahwa kita sering berbohong sebagai sebuah pengharapan atau doa,” katanya.

 

Selanjutnya, akan diputar dan didiskusikan program "Indonesia Raja 2016: Gresik" dalam rangkaian Bioskop Rakyat Ngabuburit pada Sabtu, 25 Juni 2016 jam 16.00 di Mabes CLC, Jl. Puring No. 7 Purbalingga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement