REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga dinilai masih belum mengaplikasikan visi dan misinya secara tepat. Sejauh ini, kebijakan yang dibuat pemerintah kabupaten masih berorientasi pada aksi-aksi yang sebatas "lipstik" semata.
“Kita, jangan sampai memiliki pemimpin yang gagal memaknai visi dan misinya sendiri,” kata Ketua Lakpesdam PCNU Purbalingga, Agus Sukoco ketika Diskusi Terbuka “Antara Tugas Negara dan Masyarakat: Implementasi Visi-Misi Hingga Hari Ini” di Markas CLC Purbalingga, beberapa waktu lalu.
Diskusi digelar dengan kerja sama Lakpesdam PCNU Purbalingga, CLC Purbalingga, Institut Negeri Perwira dan Braling.com. Kalangan pemuda desa, pengacara, seniman, pengusaha UMKM hadir dalam diskusi tersebut.
Indikasi gagal paham itu terlihat dari maraknya judi togel. Bukti konkret, malam itu diputar pula video bertajuk “Togel Marak di Purbalingga”. Maraknya togel di Bulan Ramadhan itu menandakan visi-misi tentang /akhlakul karimah belum diwujudkan. Sebagai pemimpin daerah, seharusnya bupati bergerak dengan kebijakan nyata bukan sebatas imbauan.
Tugas mengingatkan secara lisan atau dengan hati merupakan wilayah kerja ulama, komunitas atau masyarakat. “Urusannya saya sebenarnya bukan togelnya, tapi kadung sudah ada kata /akhlakul karimah, maka saya tergerak untuk mendiskusikan masalah-masalah ini,” ucap Agus.
Lalu, Agus membandingkan dengan kebijakan Subuh Berjamaah. Subuh Berjamaah adalah hal baik, namun program itu tak berhubungan dengan peran negara atau pemerintah.