REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cara dilakukan orang untuk belajar. Bisa di kelas, di ruang terbuka, di rumah, di mana saja asal ada keinginan untuk melakukannya.
Demikian juga, belajar tentang nilai-nilai yang dimiliki suatu negara dapat dilakukan dengan menonton film atau membaca buku. Namun, rasanya kurang pas kalau kita tidak langsung datang ke negara itu dan berinteraksi dengan orang-orangnya.
Mengamen! Itulah cara unik dan menantang yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dari Jepang. 14 orang mahasiswa Universitas Chuo, Tokyo, yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 10 orang perempuan mengekspresikan keberanian mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat Indonesia melalui lagu yang mereka bawakan. Kota Tua yang menjadi sasarannya.
Senin (14/8) malam, suasana Kota Tua yang dibasahi rintik hujan itu terasa lebih hangat dari biasanya manakala kelompok mahasiswa yang dipimpin oleh Prof. Dr. Hisanori Kato itu menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka" dalam dua versi bahasa.
Bendera Indonesia seakan menjadi saksi kekhidmatan mereka dalam mengalunkan lagu itu. Selain itu, mereka juga menyanyikan lagu Jepang yang pernah sangat populer di era 80-an, yakni Kokoro no Tomo.
Pengunjung yang hilir mudik di area itu, tidak sedikit yang keheranan melihat aksi mereka. Ada yang berhenti sebentar hanya untuk melihat, ada yang nimbrung ikut menyanyi, bahkan ada juga yang ingin dipotret bersama “artis amatir” itu.
Di negara mereka sendiri, mungkin itu menjadi hal yang mustahil. Tetapi, keterbukaan masyarakat Indonesia dalam menerima “orang asing”, keramahan, dan kehangatan menjadi magnet yang kuat bagi mereka untuk berani tampil di depan orang banyak.
Aksi mengamen tersebut tentu saja memiliki tujuan, di antaranya menapak tilasi tumbuhnya kecintaan guru mereka, Hisanori Kato terhadap negeri ini.
Ya, mengamen pernah dilakukan lelaki berkaca mata itu kurang lebih 2 dekade yang lalu. Tujuannya ingin menumpahkan dendamnya pada Indonesia. Namun, apa dikata, semua itu tak terbalaskan, melainkan sirna oleh senyuman, tepukan, dan sambutan hangat orang Indonesia yang menerimanya dengan tangan terbuka.