Rabu 24 Aug 2016 09:58 WIB

Aksi Pungut Puntung Rokok Warnai Kampanye FCTC di Samarinda

Aziza, pembaharu muda Samarinda dengan Kapsul Waktu FCTC
Foto: dok: Kapsul Waktu FCTC
Aziza, pembaharu muda Samarinda dengan Kapsul Waktu FCTC

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kapsul Waktu FCTC yang merupakan simbol komitmen 20 Pembaharu Muda dari 17 kota di Indonesia dalam mendukung traktat internasional untuk pengendalian global epidemi tembakau tiba di kota Samarinda. Kapsul waktu diterma E. Azizannury Mahfud, Pembaharu Muda kota Samarinda yang juga aktivis Youth Center (YC) Cipta Cerita Etam PKBI Kalimantan Timur.

“FCTC sangat penting untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif rokok, dan mencegah bertambahnya perokok pemula di kota Samarinda,” kata Ziza.

Kota Samarinda menjadi kota ke-11 yang dilewati Kapsul waku FCTC, setelah Bogor, Pandeglang, Jambi, Mentawai, Sawahlunto, Padang, Medan, Makassar, Mataram, dan Tabanan Bali. Di setiap kota yang didatangi Kapsul waktu FCTC, para Pembaharu Muda (PM) di kota tersebut, yang merupakan alumnus pelatihan Pembaharu Muda awal Februari lalu, melakukan aksi mendorong komunitas dan masyarakatnya untuk mendukung Presiden Jokowi mengaksesi FCTC.

Menurut Ziza, setelah selesai mengikuti pelatihan Pembaharu Muda di Bogor, ia fokus melakukan konsolidasi dengan komunitasnya, khususnya YC Cipta Ceria Etam PKBI Kaltim dan Forum Anak Kaltim. Dari hasil konsolidasi, ia dan teman-temannya sepakat untuk fokus melakukan edukasi kepada pelajar dan mahasiswa di Samarinda tentang bahaya rokok dan pentingnya aksesi FCTC.

“Anak-anak muda ini adalah calon generasi emas masa depan. Mereka sejak dini harus diingatkan tentang bahaya rokok agar mereka tidak pernah mau mencoba untuk merokok atau memulai merokok,” ujar fasilitator Forum Anak ini.

Edukasi antara lain dilakukan di SMK Negeri 1 Samarinda, SDN 010 Tenggarong, SMPN 5 Tanah Grogot dan SMPN 2 Tanah Grogot, serta di Sekretariat Pelajar Islam Indonesia (PII) Samarinda dan Fakultas Bahasa Universitas Mulawarman. Khusus di wilayah Tanah Grogot, Ziza dibantu oleh Gading Fajar Ramadhan, relawan yang juga aktivis Forum Anak di Tanah Grogot. Mereka melakukan aksi memungut puntung rokok yang ada di sekolah.

“Padahal sekolah merupakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Jika di sekolah masih kita temukan puntung rokok berarti di sekolah tersebut belum benar-benar diberlakukan ketentuan KTR,” ujar Ziza.

Dengan adanya aksi “Pungut Puntung Rokok” ini Ziza dan teman-temannya ingin menyadarkan para pelajar untuk tidak merokok, dan mengingatkan pelajar dan guru bahwa sekolah adalah Kawasan Tanpa Rokok.

Selain di sekolah-sekolah, aksi Pungut Puntung Rokok juga mereka lakukan di 3 taman di kota Samarinda, yakni Taman Cerdas, Taman Segiri, dan tepian sungai Mahakam.

“Daerah tepian itu dijadikan taman terbuka tempat anak-anak bermain, jadi seharusnya ini wilayah kawasan tanpa rokok, tapi di sana masih banyak warga merokok,” keluhnya. Karena itu ia berharap, pemprov Kalimantan Timur lebih memperkuat sosialisasi Pergub No 1 Tahun 2013 tentang kawasan tanpa rokok kepada seluruh warga Kaltim.

Setelah kota Samarinda, ekspedisi KAPSUL WAKTU FCTC akan berlanjut ke kota Jember. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement