REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad, Pakistan, bersama dengan Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPI) di Pakistan, menggelar seminar kebangsaan akhir pekan lalu. Seminar yang bertajuk “Meneguhkan Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Pluralitas Kehidupan” itu ingin menunjukkan bahwa ajaran Islam adalah teladan bagi masyarakat dalam tata cara berpikir, bergaul, dan bersikap yang berlandaskan kasih sayang keapda seluruh alam.
Dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id dari Firman Arifandi, mahasiswa Indonesia di Pakistan, seminar ini diisi oleh empat pemateri yang merupakan mahasiswa dengan latar belakang Islamic Studies dan perbandingan agama. Yakni, Adnin Zahir, Ikmal Toha Kamaluzzaman, Taufik Akbaruddin, dan Syamsul Hadi.
Adnin Zahir misalnya, yang membawakan judul “Peran islam terhadap alam sekitar” mengatakan, bahwa Islam tidak hanya mengatur hubungan antara hamba dengan tuhannya saja. Tetapi, juga mengatur hubungan antar sesama bahkan dengan makhluk sekitar.
“Sebagai contoh, ulama Islam membentuk organisasi sosial keagamaan sebagai bentuk dan solusi untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan terutama dalam bidang agama dan sosial,” kata Adnin.
Sedangkan Taufik Akbaruddin, mahasiswa program filsafat Islam mengatakan, muslim dalam Al quran diakui sebagai umat terbaik. Namun, untuk meraih kategori umat terbaik itu, Al quran meletakkan syarat khusus .
Yakni, menyeru kepada yang ma’ruf atau kebenaran, mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah. Tanpa tiga hal ini, muslim tidak bisa dikatakan sebagai ummat terbaik, maka tiga unsur tersebut harus saling menguatkan antara satu dengan lainnya.
Duta Besar Indonesia untuk Pakistan, Iwan Suyudhi Amrie, yang member sambutan pada seminar ini mengatakan, empat narasumber yang dihadirkan sudah terlatih di bidangnya. Dia berharap hasil seminar ini bisa membumikan Islam sebagai pedoman tata cara bergaul, berpikir, bersikap yang berlandaskan rahmatan lil alamin atau kasih sayang kepada seluruh alam. “Islam menjadi tauladan yang baik bagi segenap masyarakat lainnya,” kata Iwan.
Selain itu, Iwan berharap dari hasil seminar ini dibentuk tim perumus yang membuat pokok pikiran yang muncul dari diskusi ini. Hal tersebut sebagai pertanggung jawaban dari pemikiran yang dimunculkan.