REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Anggota Komunitas Mangrove Bengkulu berhasil mengolah lima jenis mangrove menjadi berbagai jenis makanan dan mulai dikenalkan kepada masyarakat luas. Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Rahmansyah mengatakan lima jenis mangrove yang sudah diolah anggota komunitas menjadi berbagai penganan antara lain Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris atau biasa disebut buah bintang, Brugueira gymnorhyza atau tancang, Acanthus ilicifolius atau disebut daun jeruju dan buah nipah (Nypa fruticans).
Jenis Sonneratia sp, kata Riki, sudah dicoba diolah menjadi berbagai jenis makanan antara lain dodol, onde-onde, dan sirup. Sedangkan buah nipah dapat dijadikan manisan, daun jeruju menjadi bahan makanan dan minuman antara lain peyek dan cendol.
"Sedangkan jenis tancang dapat diolah menjadi tepung dan dijadikan berbagai makanan, seperti kerupuk dan lainnya," kata dia.
Riki mengatakan berbagai jenis mangrove juga dapat diolah menjadi bahan kosmetik seperti yang sudah dilakukan salah satu komunitas di Bali. Manfaat ekonomis mangrove, menurut dia, dapat menjadi bahan kampanye untuk masyarakat guna melestarikan ekosistem esensial tersebut.
"Kami akan bagikan pengetahuan tentang pengelolaan buah mangrove ini kepada masyarakat pesisir agar mereka merasakan manfaat ekosistem mangrove dan ikut melestarikannya," ucapnya.
Sejumlah wilayah di pesisir Bengkulu yang memiliki potensi mangrove antara lain pesisir Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Tengah dan Mukomuko serta di pesisir Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara. Mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai, merupakan ekosistem unik. Ekosistem hutan mangrove menjadi ekosistem penyambung atau interface antara daratan dan lautan.
Selain fungsi ekologis, mangrove juga memiliki fungsi ekonomis, selain olahan langsung dari buah dan bagian tanamannya, ekosistem mangrove juga menjadi tempat bagi nelayan mendapatkan kepiting, remis, udang dan jenis ikan lainnya.