REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kota Semarang menjadi kota kelima yang didatangi Wayang FCTC dalam rangkaian “Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota”.
Wayang FCTC, yang menjadi simbol fctc warrior, diserahkan oleh FCTC Warrior asal Pekalongan, Siti Nur Dzakiyyatul Khasanah, kepada Muslim, warrior asal Semarang.
Menyambut kedatangan wayang FCTC, Muslim berkolaborasi dengan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM Undip) dan Rumah Belajar Bermain Inspiratif dan Kreatif (Rubbik School) menggelar pergelaran wayang FCTC di Taman KB yang terletak di sisi utara Kantor Gubernur Jawa Tengah (21/10).
Muslim menjelaskan, pergelaran wayang fctc mengangkat tema tentang perokok anak karena kekhawatiran terhadap jumlah perokok anak yang terus meningkat setiap tahun.
"Menurut data riset kesehatan dasar 2013 jumlah perokok anak di bawah usia 19 tahun sudah mencapai 16,4 juta anak," papar mahasiswa FKM Undip ini.
"Tingginya jumlah perokok anak disebabkan harga rokok sangat murah dan dijual bebas di warung-warung dekat sekolah atau dekat rumah. Ini membuat rokok sangat mudah dijangkau anak-anak," tambahnya.
Muslim, yang pernah bergiat di Klinik Advokasi Berhenti Merokok ini, merasa cemas karena harga rokok yang sangat murah dipromosikan dengan agresif oleh perusahaan rokok.
"Ini berpotensi mendorong anak-anak untuk mencoba merokok," ujar Muslim.
Karena itu ia berpendapat, cara terbaik untuk menjauhkan keterjangkauan anak dari rokok adalah dengan menaikkan harga rokok setinggi-tingginya.
"Bila harga rokok mahal, anak-anak akan berpikir dua atau tiga kali untuk membeli rokok. Harapan ke depan semoga anak-anak tidak akan pernah tergoda sedikitpun menyisihkan uang jajannya untuk membeli rokok yang sangat mahal," kata warrior kota Semarang ini.
Selain harga rokok harus dinaikkan setinggi-tingginya, menurut Muslim hal yang juga sangat penting adalah melarang total iklan dan promosi rokok agar anak-anak tidak menjadi target pemasaran industri rokok.
"Sudah banyak studi yang menyebutkan adanya pengaruh dari paparan iklan rokok yang terus menerus terhadap keinginan untuk merokok. Studi dari Uhamka dan Komnas Anak tahun 2007 menyebutkan sebanyak 46% remaja berpendapat iklan rokok mempengaruhi mereka untuk mulai merokok," kata pehobi futsal ini.
Karena itu Muslim mengaku sangat khawatir karena di kota Semarang iklan rokok masih sangat leluasa bertebaran hingga pelosok kota.
"Hasil survei dari Forum Anak Semarang pada Juni 2017 menemukan paparan iklan dan promosi rokok di hampir semua tempat anak muda berkumpul dan berkegiatan, seperti di sekolah, tempat berolahraga, taman bermain, hingga di warung dekat rumah dan sekolah. Ini menunjukkan bahwa industri rokok secara sengaja menempatkan iklan rokok di tempat anak muda berkumpul karena anak-anak adalah calon pelanggan potensial mereka di masa depan," tegas Muslim.
Karena itu, di akhir pergelaran wayang fctc, Muslim dan pengurus BEM FKM Undip mendorong Walikota Semarang untuk melarang iklan dan promosi rokok secara menyeluruh di kota Semarang untuk melindungi anak-anak dari target pemasaran industri rokok.
Selain itu mereka juga membacakan deklarasi Anak Muda untuk FCTC berisi penolakan terhadap hegemoni industri rokok sekaligus mendorong pemerintah untuk menaikkan harga rokok setinggi-tingginya melalui kebijakan cukai.
Setelah Semarang, Wayang FCTC dan naskah Deklarasi 10 Mei akan diperjalankan kembali dalam rangkaian Petualangan 365 hari fctc warrior di 25 kota. Kota Yogyakarta sudah menunggu untuk menerima estafet keenam Wayang FCTC Warrior.