Senin 13 Nov 2017 04:41 WIB

DMSI Siapkan Peringatan Hari Sawit Indonesia

Petani memanen kelapa sawit dengan alat cungkil di Lambuya, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (22/10). Harga kelapa sawit turun dari Rp1.200 per kilogram menjadi Rp800 per kilogram, sejak banyaknya investor menanam kelapa sawit sehingga harga tidak pernah stabil.
Foto: Jojon/Antara
Petani memanen kelapa sawit dengan alat cungkil di Lambuya, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (22/10). Harga kelapa sawit turun dari Rp1.200 per kilogram menjadi Rp800 per kilogram, sejak banyaknya investor menanam kelapa sawit sehingga harga tidak pernah stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dewan Minyak Sawit Indonesia atau DMSI akan menggelar acara peringatan Hari Sawit Indonesia di Medan, Sumatera Utara, pada 18 Nopember 2017.

"Acara peringatan Hari Sawit Indonesia akan digelar secara sederhana di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan," ujar Ketua Umum DMSI, Derom Bangun di Medan, Ahad.

Derom mengakui, usulan DMSI tentang penetapan Hari Sawit Indonesia pada tanggal 18 November masih belum dijawab pemerintah dengan alasan masih dalam proses.

"Jadi yang dilaksanakan tanggal 18 November 2017 bukan acara penetapan/deklarasi, tetapi peringatan. Saya kira peringatan, seperti peringatan suatu hari tertentu boleh oleh siapa saja," katanya.

Derom menjelaskan, sebelumnya, pemangku kepentingan sawit yang tergabung melalui delapan asosiasi yang anggota DMSI mengusulkan penetapan Hari Sawit Indonesia 18 November.

Tujuan penetapan Hari Sawit itu untuk semakin mengenalkan dan menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu produsen sawit terbesar di dunia.

Adapun penetapan tanggal 18 November karena sesuai data pustaka PPKS Medan bahwa tanaman sawit pertama kali dikembangkan komersial di Indonesia mulai 18 November 1911.

Penanaman sawit pertama di Indonesia adalah di Pulo Raja. Sawit yang ditanam di kawasan itu yang dewasa ini masuk Kabupaten Asahan adalah milik PTPN IV yang dulunya disebut PTPN VI.

Pada saat bersamaan, tanaman sawit itu dikembangkan perusahaan swasta yakni Socfindo di Sungai Lipit.

"Gagasan untuk mencari tanggal yang tepat untuk dipilh sebagai Hari Sawit Indonesia itu sudah dibahas sejak beberapa bulan lalu," ujar Derom.

Hari Sawit Indonesia dinilai semakin perlu karena komoditas lainnya sepeti kopi sudah ada serta dinilai pentingnya peran industri sawit dalan perekonomian Indonesia.

Pertumbuhan industri sawit telah membantu kemajuan daerah-daerah yang terpencil, meningkatkan perekonomian bangsa dan membantu mengentaskan kemiskinan.

Direktur PPKS Medan Hasril Hasan Siregar menyebutkan, PPKS mendukung peringatan Hari Sawit Indonesia itu karena data memang menunjukkan pengembangan sawit secara komersial itu dilakukan di Sumut dan pada tanggal 18 November 1911.

Hari Sawit Indonesia itu semakin dipastikan akurat atau benar karena hingga saat ini belum ada komplain dari berbagai pihak dengan menunjukkan data akurat soal tanggal tersebut.

Untuk memastikan hari pas Hari Sawit Indonesia itu, DMSI sudah menyurati berbagai pihak terkait .

Mulai Kementerian Pertanian, Koordinator Perekonomian, Pendidikan dan Kebudayaan, Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Serta asosiasi anggota DMSI, PTPN, PT Socfindo,TolanTiga Indonesia, Rektor USU, IPB, UGM dan LIPI.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement