Pada tahun 2011, Himakova menggelar ekspedisi ke hutan terluas di Pulau Sumatera, TN Kerinci Seblat. Ekspedisi hutan perawan Negeri Andalas ini kami lakukan di kala bulan puasa. Medan berat dan menantang menjadi sahabat karib semuanya.
Mereka dipecah menjadi delapan tim kecil di lokasi-lokasi berbeda, seperti di hutan Gunung Tujuh, Gunung Kerinci, Bukit Tapan dan Batang Marangin. Setiap harinya, minimal mereka berjalan kaki 6–7 Km, bahkan 20 Km.
Sahur dan buka puasa dengan menu seadanya terasa mewah saat menikmatinya dalam nuansa berbeda di belantara hutan. Lantai hutan pun mereka sulap menjadi tempat ibadah dadakan. Tarawih dan tadarus bersama menjadi aktivitas wajib yang tak pernah mereka tinggalkan.
Tak ada suara adzan dari masjid yang menandakan berakhirnya perjuangan menahan lapar, sinyal radio pun tak bergeming. Hanya berbekal jam tangan dan informasi dari masyarakat adat setempat sebelum keberangkatan, pejuang-pejuang konservasi itu mengakhiri puasanya pada 06.30 WIB dan imsak 04.45 WIB setiap harinya.
Rika (23) dan Arya (23), dua orang anggota Himakova, sempat mendengar auman seekor anak harimau dari kejauhan di hari ketiga ekspedisi. Itu cukup membuat bulu kuduk berdiri.
Semangat tim tetap terjaga meskipun tekanan alam menghujam sembari berpuasa. Pernah, untuk menuju sebuah lokasi, tim mereka harus menyeberangi sungai yang alirannya deras. Lebar sungainya 20 m dengan kedalaman 1-1,5 m. Namun, niat tulus dan keyakinan menyertai mereka bersama sederet doa dan shalawat yang terus terucap di dalam hati. "Kami pasti bisa menyelesaikan Surili ini," ujar Rika yakin.
Semoga dengan kehadiran kolom khusus komunitas kami di Republika Online, bisa membuat teman-teman semua berbagi ilmu dan pengalaman. Sampai jumpa di cerita-cerita ekspedisi kami lainnya. Mari lestarikan hutan Indonesia. (Arizka Mufida)
Rubrik ini bekerja sama dengan HIMAKOVA
Alamat: Tangkaran Himakova, DKSHE Fahutan IPB. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16001
e-mail: [email protected]
BLOG: himakovaipb.blogspot.com