REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Ikatan Jurnalis Masisir (IJMA), Mesir, menggelar pelatihan intensif jurnalistik untuk para mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir). Kegiatan yang diadakan selama dua hari, 5-6 Juli 2013 itu diisi oleh redaktur senior harian Republika, Irwan Kelana. Ia dan sastrawan Pipiet Senja, Sasri Bakry dan rombongan RRI datang ke Mesir dalam rangkaian acara bertajuk Semesta Menulis yang diadakan oleh IJMA bekerja sama dengan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir (PPMI), 4-8 Juli 2013.
Di awal penyampaiannya pada hari pertama (5/7), wartawan yang juga cerpenis dan novelis itu mengatakan bahwa ia terpesona dengan tempat diadakannya kegiatan semesta menulis karena indahnya baru bisa diperhatikan jika berada di bagian dalam. “Bangunan Kairo itu berdebu tapi di dalamnya sangat indah dan mempesona,” tuturnya.
Mendengar ucapan itu para peserta tertawa dan mengangguk tanda setuju.
Selanjutnya, Irwan menjelaskan ada tiga macam kegiatan meliput sebuah berita. Yang pertama adalah merekam suasana. “Kegiatan meliput berita yang pertama adalah merekam suasana,” tuturnya. Seterusnya ia menjelskan hal keduaya itu wawancara dan yang ketiga adalah riset.
Ia mengungkapkan untuk melakukan riset saat ini sangat gampang. “Untuk riset saat ini sangat mudah karena bisa dicari di Google,” katanya. Irwan membandingkan cara riset ketika pertama ia jadi wartawan dulu yang harus mencari data-data seperti informasi tentang narasumber dari dalam buku atau bertanya kepada orang lain.
Pria yang di masa mudanya sering memenangkan lomba penulisan itu juga menekankan hal yang paling penting dalam sebuah berita adalah akurasi data. Akurasi tersebut meliputi angka-angka, pangkat dan juga jabatan narasumber.
Selain hal di atas, Irwan juga menjelaskan tentang pentingnya rumus 5 W 1H, cara membuat paragraph pembuka yang baik dan cara membuat judul dalam sebuah berita.
Di akhir acara, Irwan menjelaskan perlunya objektifitas dalam sebuah berita meskipun jika Islam diserang dengan berita kebencian. “jika Islam diserang dengan berita kebencian, balaslah dengan fakta,” pungkasnya.
Meskipun kondisi Mesir masih kurang kondusif namun antusias mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) untuk mengikuti acara cukup besar. Pada hari pertama, Irwan memberikan pemaparan tentang jurnalistik, khususnya cara meliput dan menulis berita. Kemudian para peserta diminta membuat berita. Pada hari kedua, berita-berita yang ditulis itu dibahas bersama-sama. Lima peserta terbaik mendapatkan hadiah buku dari Ajib Publishing, yang diserahkan pada acara puncak Semesta Menulis, Senin (8/7).