Belajar di luar Indonesia, apa yang pertama kali terpikir di dalam benak kita apabila ingin melanjutkan menuntut ilmu di luar negeri? Pastinya, yang pertama kali terpikir adalah besarnya biaya pendidikan dan biaya hidup.
Berbeda dengan kawan-kawan yang beruntung mendapatkan beasiswa. Mereka tidak perlu bersusah payah memikirkan biaya menuntut ilmu dan biaya hidup. Pastinya, mereka pun bisa melanjutkan belajar dengan tenang, tanpa adanya gangguan ekonomi.
Namun, sekarang ini keadaan sudah berubah. Biaya pendidikan di luar negeri ternyata tidak jauh beda dengan biaya pendidikan di Indonesia. Bahkan, berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri, biaya pendidikan di negara tetangga kita justru lebih murah dibanding dengan di Indonesia.
Pada awalnya, saya sendiri berpikir, untuk melanjutkan biaya di luar negeri memerlukan uang yang sangat banyak. Selain itu, kita pun sudah harus punya bekal untuk biaya hidup dan keperluan kita selama melanjutkan pendidikan di sana.
Kenyataannya, kini biaya pendidikan di Indonesia meningkat begitu pesat. Biaya pendidikan tersebut, apabila dikalkulasi sudah mahal, padahal seharusnya biaya pendidikan tidak mahal. Bagaimana dengan nasib kawan-kawan kita, yang tidak memiliki keuangan cukup untuk merasakan pendidikan?
Tidak perlu khawatir atau takut untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Tidak perlu agen pendidikan ataupun perantara. Karena sekarang ini zaman sudah berubah dan canggih. Hanya dengan mendaftar online dan menyertakan persyaratan yang ditentukan, kawan-kawan sudah bisa mendaftar.
Alhamdulillah saya berkesempatan kuliah di luar negeri, walaupun hanya di negara tetangga, Malaysia. Namun, pengalaman yang saya dapatkan tidak akan pernah terbayar dengan apapun juga.
Semua berawal dari keinginan saya ingin melanjutkan jenjang pendidikan. Selain itu, saya pun ingin sekali merasakan pendidikan di luar Indonesia, sekaligus mengenal kawan-kawan dari negara lain.
Kebetulan, pada awalnya saya mendapatkan beasiswa dari salah satu Universitas di Indonesia. Namun, saya tidak ingin terikat. Akhirnya, setelah bermusyawarah dengan orangtua, alhamdulillah orangtua masih mampu membiayai. Saya pun memutuskan tidak mengambil beasiswa tersebut. Yang saya ambil hanyalah beasiswa atau uang penelitian, yang akan diganti oleh kampus walaupun tidak banyak. Setidaknya saya bisa memperoleh pengalaman kerja di sini.
Setelah setengah perjalanan masa pendidikan di Malaysia, orangtua saya mengalami masalah ekonomi dan meminta saya melanjutkan pendidikan di Indonesia. Tetapi, saya tetap memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sini dengan cara bekerja separuh waktu (part time).
Kebetulan saya juga aktif di organisasi Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia. Sehingga, saya memperoleh banyak pengalaman organisasi, sekaligus mengenal kawan-kawan yang juga menuntut ilmu di Malaysia.
Banyak suka duka yang saya alami selama kerja paruh waktu di sini. Pekerjaan yang saya jalani itu yakni menjadi salah satu asisten riset di salah satu Universitas, promotor salah satu kartu komunikasi di Malaysia, menjadi customer service salah satu telekomunikasi Malaysia, menjaga stand salah satu bank syariah Indonesia cabang KL di Bandung exhibition, Tenaga Harian Lepas (THL) di Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, membantu para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia, menjadi guru ngaji privat, dll.
Suka duka dan pengalaman yang saya alami tidaklah tergantikan dengan apapun juga. Saya sangat bersyukur masih bisa melanjutkan pendidikan di Malaysia. Karena dari pengalaman saya, ternyata di sini banyak sekali kawan yang bermodal nekad ataupun pinjam uang, tapi akhirnya mereka berhasil membawa gelar S1, S2 dan S3. Bahkan, ada yng meraih gelar Profesor dari hasil perjuangan mereka.
Apalagi setelah diadakannya Indonesia World Student Symposium (ISWS) di Malaysia. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia bekerjasama dengan Kedutaan Republik Indonesia di Kualalumpur, beserta kawan-kawan yang belajar di beberapa negara seperti Turki, Jerman, Jepang, Korea, Australia, London, dll.
Kawan mahasiswa dari seluruh bagian negara, menceritakan pengalaman mereka yang bermacam-macam hingga akhirnya berhasil melanjutkan pendidikan di luar negeri. Dari yang hanya iseng mengisi formulir beasiswa di internet, sampai dengan yang modal nekad dan akhirnya berhasil. Semua itu memberikan motivasi yang besar kepada saya dan kawan-kawan Indonesia, yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Selama ada kemauan pasti ada jalan. Tidak pernah ada kata terlambat, untuk memulai sesuatu yang baik untuk diri Anda dan orang-orang tercinta di sekitar Anda. Alhamdulillah, saat ini saya sedang menunggu kelulusan gelar master saya dan insyaAllah akan melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.
Jadi, untuk kawan-kawan di Indonesia, gapailah cita-cita Anda. Niat baik akan Allah berikan jalan. Berusaha, berdoa dan bekerja semaksimal Anda. Kesuksesan sudah menunggu Anda. Salam hangat untuk semua kawan-kawan di Indonesia.
Asri Noer Rahmi
Wakil Ketua Umum 1 PPIM
Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia