Untuk belajar di Singapura biasanya banyak yang mengunakan agensi-agensi pendidikan dari Indonesia. Sangat disarankan agar para calon pelajar Indonesia yang mau bersekolah di Singapura memilih agensi-agensi pendidikan yang benar-benar berkualifikasi. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh agensi-agensi ini antara lain mereka harus bisa secara transparan menjelaskan detil proses pendaftaraan dan biaya yang diperlukan. Karena banyak sekali agensi yang menyalahgunakan ketidaktahuan calon pelajar untuk kepentingan mereka sendiri.
Selain itu para calon pelajar harus tahu biaya rata-rata hidup di Singapura agar terhindar dari pencobaan penipuan. Rata-rata harga sewa rumah di Singapura untuk pelajar berkisar antara 500-1.000 dollar singapura perbulan. Para pelajar pun harus menaruh deposito minimal sebulan biaya sewa.
Untuk fokus pelajaran biasanya Matematika, Bahasa Inggris dan IPA. Untuk menjamin masuk universitas negeri biasanya harus memiliki nilai rata-rata yang lumayan tinggi untuk ketiga mata pelajaran ini. Di Singapura selain melalui agensi pendidikan juga dapat mendaftar secara online melalui website sekolah masing-masing. Ini adalah cara yang lebih mudah dan lebih aman dari risiko penipuan dari agensi-agensi pendidikan yang tidak bertanggung jawab.
Biasanya untuk jalur beasiswa banyak universitas-universitas unggulan dari Singapura yang datang ke Indonesia untuk membuka kesempatan untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Diharapkan untuk meningkatkan tingkat kesuksesan dalam mengikuti tes-tes tersebut calon pelajar bisa mengikuti kelas persiapan yang membiasakan calon mahasiswa dengan bahan-bahan tes yang sesuai dengan standar Singapura.
Akan tetapi dari semua itu yang paling penting adalah kerja keras ,determentasi dan kemauan yang kuat untuk dapat bersekolah di Singapura. Hal ini karena Singapura sebagai negara yang sangat kompetitif tidak akan menoleransi orang-orang yang malas. Saya sudah menghabiskan delapan tahun hidup saya untuk bersekolah di Singapura. Saya mulai belajar di Singapura dari kelas tiga SMP. Perjalanan delapan tahun yang tidaklah mudah.
Berawal di tahun 2004 saya mengalami nasib yang nahas mendapatkan agensi pendidikan yang kurang peduli yang hanya asal memasukan saya ke sekolah yang jelek. Saat itu usia saya masih 14 tahun dan baru pertama kali ke Singapura dengan bermodalkan peta dan kartu MRT. Orang tua yang sibuk dan tidak sempat menemani saya di Singapura membuat saya harus mandiri dalam menentukan masa depan di Singapura.
Lingkungan yang kompetitif di antara orang Singapura telah membentuk karakter saya untuk tidak pantang menyerah dalam mengejar mimpi melanjutkan kuliah di Singapura. Di sini juga saya melihat betapa besarnya jiwa guru-guru saya yang berkebangsaan Singapura. Walaupun saya dari negara asing tapi dengan potensi yang ada mereka mau mengajarkan dengan sepenuh hati sehingga di angkatan saya, termasuk dari yang sedikit yang bisa masuk ke universitas lokal.
Saya memilih untuk belajar di Nanyang Technological University jurusan Ekonomi. Selama delapan tahun saya bersekolah di Singapura baru sekali orang tua saya berkunjung untuk melihat saya. Akan tetapi semua itu sepadan dengan apa yang saya dapati pada akhirnya. Pendidikan yang baik dan sifat yang pantang menyerah adalah sedikit dari hasil yang saya dapatkan. Singapura merupakan tempat belajar yang sangat baik dan mendukung mahasiswa.
penulis: Ivan Louise Barus
President PPI Singapura periode 2012/2013