REPUBLIKA.CO.ID,Semua orang pasti kenal dengan sosok wartawan berjambul, Tintin yang selalu ditemani anjing setianya, Snowy dan karibnya Kapten Haddock. Namun tidak semua orang tahu bahwa karakter tersebut berasal dari sebuah negara di tengah benua Eropa yang paling banyak menghasilkan komik per kapitanya.
Negara tersebut adalah Belgia dengan ibu kotanya Brussel yang juga merupakan ibu kota dari Uni Eropa. Belgia mungkin kurang dikenal sebagai tujuan belajar (dan juga tujuan wisata) bagi kita di Indonesia dibandingkan dengan negara sekitarnya seperti Belanda, Jerman, Prancis ataupun Inggris.
Namun ini bukan berarti pendidikan di Belgia, tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. Berdasarkan data terbaru yang di publikasikan oleh “U21 Ranking of National Higher Education Systems”, pendidikan tinggi Belgia bertengger di posisi 13 diatas Jerman, Prancis dan Jepang (http://www.universitas21.com/link/U21Rankings).
Meski dari ranking tersebut, Belgia sedikit berada di bawah Belanda dan Inggris, namun ada hal lain yang membuat kuliah di Belgia cukup menarik mahasiswa dari seluruh dunia: biaya pendidikan yang cukup murah.
Hingga tahun 2012, secara umum biaya pendidikan di Belgia paling murah dibandingkan negara-negara di sekitarnya seperti Belanda. Khusus program master biayanya antara 5.000 hingga diatas 10.000 euro pertahun untuk mahasiswa dari luar European Union (EU). Di Belgia, selain biaya murah (rata-rata biaya perkuliahan sekitar 1500 euro/th), tuition fee untuk hampir semua program studi tidak dibedakan bagi pelajar dari luar maupun dari negara-negara Uni Eropa. Terlebih lagi biaya hidup bisa dibilang lebih murah dari negara tetangganya, Belanda. Rincian perkiraan biaya hidup (living cost) di Belgia hingga tahun 2012 bisa dilihat di link berikut: http://setiopramono.wordpress.com/2008/12/19/kuliah-di-belgia-yuuk/
Bahkan di beberapa universitas di Belgia (seperti Universitas Ghent dan Universitas Hasselt) bagi mahasiswa yang berasal dari negara-negara berkembang seperti Indonesia, hanya diwajibkan untuk membayar uang kuliah sebesar 80 euro pertahun untuk beberapa program Master tertentu.
Peluang beasiswa untuk belajar di Belgia pun cukup banyak. Berikut beberapa program beasiswa yang diberikan untuk studi di Belgia:
1. Vliruos Scholarship: Beasiswa yang diberikan oleh konsorsium dari 6 universitas di Flemish Region (Region berbahasa belanda). Beasiswa diberikan untuk Training program (ITP) dan Master program (ICP). Karena memang difokuskan untuk student yang berasal dari negara2 afrika, setiap tahun hanya sekitar 5-10 student dari indonesia memperoleh beasiswa ini. Info lebih lanjut bisa dilihat di: http://www.scholarships.vliruos.be/
2. Erasmus mundus sholarship: Jumlah mahasiswa dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa ini lebih banyak dari VLIR dan tiap tahun jumlahnya meningkat. Info lebih lanjut: http://setiopramono.wordpress.com/2008/12/19/tips-erasmus-mundus-scholarship/
3. CUD scholarship program. Program beasiswa yang diberikan oleh konsorsium universitas-universitas di daerah Walloni (region yang berbahasa perancis). Informasi bisa dilihat di: http://www.cud.be/content/view/339/208/lang,/
4. Beasiswa dari universitas. Ada beberapa universitas yang menyediakan beasiswa bagi student baik dari Eropa maupun luar Eropa. namun jumlah penerimanya relative sedikit. Untuk mengetahui mengenai beasiswa ini, hubungi professor di mana kita ingin melanjutkan studi dan mintalah saran dan info tentang kemungkinan untuk memperoleh beasiswa baik dari universitas maupun dari luar universitas.
Di Universitas Ghent juga menyediakan beasiswa untk master tahun kedua. Syarat -syaratnya kurang lebih: nilai mata kuliah pada tahun pertama, dan korelasi bidang pekerjaan kita dengan kuliah yg diambil. Beasiswa ini biasanya diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa yang pada tahun pertama berkuliah di Ghent dengan biaya sendiri. Info lebih lanjut bisa dilihat di http://www.ugent.be/en/research/devcooperation/mastergrants.htm
Cukupkah beasiswa kita? Untuk satu orang pelajar biasanya jumlah beasiswa lebih dari cukup, namun bagi yang ingin berkeluarga, sepertinya harus mendapatkan “resources” lainnya, seperti kerja paruh waktu baik di kampus maupun di luar kampus.
Kuliah sambil kerja? Tentu bisa, meski untuk mencari part time job di Belgia tidak terlalu mudah, tapi banyak kerja sampingan bagi student, seperti bekerja di pabrik, restoran, perkebunan (contoh: http://hafidztio.multiply.com/journal/item/51/51). Namun “student job regulation“ di Belgia sedikit berbeda dengan di Australia dan UK, dimana untuk istri/suami dari pelajar/student yang ikut menemani kesini, tidak diperbolehkan untuk bekerja (secara legal).
Setio Tio Pramono
Mahasiswa Master dan PhD di Belgia 2005-2011.
Saat ini: Postdoctoral Fellow di Swedia.