Ahad 25 Mar 2012 16:03 WIB

Suhu Tubuh Sering Panas Usai Beraktivitas , Berbahayakah?

Red: Miftahul Falah

Foto: healthline

Demam (Ilustrasi)

Pertanyaan:

Dokter yang baik, saya seorang istri dan karyawati berusia 32 tahun. Dua bulan terakhir ini, setiap pulang kerja atau setelah menjelang malam atau setelah cukup banyak aktivitas, suhu badan saya naik. Pernah sekali saya cek dengan termometer yang ada dirumah, suhunya 38,5 derajat celcius. Sebelumnya dua bulan terakhir, saya merasakan hal yang sama, namun tidak begitu saya hiraukan. Belakangan ini panasnya seperti lebih dari sebelumnya.

Biasanya setelah digunakan tidur, maka suhu badan akan turun dengan sendirinya. Saya pernah minum obat penurun panas sebelum tidur. Yang terjadi pada saat bangun tidur, baju saya basah oleh keringat tanpa saya sadari. Selain itu, di leher samping kanan saya, jika diraba terasa ada benjolan kecil dan tempatnya kadang berpindah. Awalnya saya kira sudah hilang, ternyata berpindah tempatnya. Awalnya hanya satu, tetapi saat ini terasa ada 3 benjolan. Pertanyaan saya:

1. Berbahayakah jika sering panas setelah beraktivitas? Apa yang harus diupayakan supaya badan saya tidak panas lagi setelah beraktivitas?

2. Berbahayakah benjolan yang ada di leher itu? Jika memang harus konsultasi, dengan dokter spesialis atau dokter umum?

Terima kasih dokter yang baik.

Laura, Cikarang - 32 tahun

Jawaban:

Selamat pagi, Ibu Laura. Adanya peningkatan suhu tubuh atau demam, hanyalah salah satu tanda adanya proses radang / inflamasi atau adanya peningkatan aktivitas metabolisme tubuh. Dalam kondisi yang ibu hadapi, adanya demam malam hari, keringat banyak dan adanya benjolan di leher dapat mengarah ke berbagai kemungkinan. Di antaranya, adanya peradangan kelenjar getah bening, infeksi TB, dll, bahkan sampai kemungkinan adanya keganasan.

Untuk dapat mengurangi terjadinya demam, tentunya harus dikaji penyebabnya terlebih dahulu sehingga dapat dilakukan pengobatan yang tepat dan bukan hanya sekedar menghilangkan gejalanya. Sebaiknya ibu berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Semoga bermanfaat.

dr. Yovita M, MSc, SpPD